Beberkan 3 Karyawannya Difabel, Akun Gojek Indonesia Ungkap Kisah Di Balik Kehidupan Mereka
Tiga orang ini berhasil membuat para netizen mereka terkagum hingga memberikan apresiasi pada mereka.
Penulis: Tania Natalin Simanjuntak | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Tania Natalin
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Hari Difabel Internasional jatuh pada hari ini setiap tahunnya pada tanggal 3 Desember.
Menurut data tahun 2016 dilihat dari Wartakota, kaum difabel di kota Bogor saja sudah mencapai 3.000 orang.
Kaum difabel boleh saja dipandang sebelah mata, namun akun ini membeberkan jika ada tigamitra perusahaan tersebut yang termasuk kaum difabel.
Walau punya keterbatasan, hal itu tak menghentikan langkah mereka untuk terus mencari rezeki.
Tiga orang ini berhasil membuat para netizen mereka terkagum hingga memberikan apresiasi pada mereka.
Tiga foto sosok hebat itu diunggah dalam akun @gojekindonesia.
Sampai sekarang, unggahan tersebut bahkan telah mendapatkan lebih dari 7.000 likes.
Beginilah isi dari unggahan tersebut.
"Selalu merasa kurang atau tidak cukup? Sering minder? Suka mengeluh? Mungkin ini sedikit bisa memberikan kita inspirasi bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional hari ini.
Bapak Dhiwan – GO-SEND (Di keluarga dirinya merupakan tulang punggung, sebelum ayahnya meninggalkan dirinya, beliau berucap “saya hanya lulusan sd, kalau bisa semua jangan sampai kaya bapak” dan alhamdulillah berkat kerja keras pak Dhiwan adiknya-adiknya berhasil menuntaskan sekolah setidaknya sampai lulus STM.
Menjadi difabel, masa-masa sulit kerap menghampirinya apalagi untuk kepercayaan diri, tapi ia pikir sampai kapan harus begini terus, kalau bukan dari diri sendiri siapa lagi? Selama saya bisa dan tidak menyusahkan orang ya terus dia jalani saja. Beribadah menurutnya merupakan hal yang sangat penting, sesibuk apapun dan sebisa mungkin dirinya membiasakan diri untuk selalu tepat waktu menghadap sang maha kuasa.
Bapak Sumadi – GO-MASSAGE. “Saya menjadi tuna netra sejak umur 10 tahun. Seiring berjalannya waktu, di tahun 2015 ada seorang teman yang mengajak saya untuk bergabung dengan @gomassageindonesia. Dua tahun setelah bergabung, terdapat banyak suka duka. Peningkatan pendapatan, serta menambah jaringan pertemanan, khususnya dengan sesama tuna netra merupakan hal signifikan yang dirasakan. “Itulah yang merupakan arti kemerdekaan bagi saya. Walaupun sebagai seorang tuna netra, bukan berarti saya tidak bisa melakukan hal yang berarti bagi orang terdekat saya, atau bukan berarti saya tidak dapat bersosialisasi dengan banyak orang. Karena tuna netra bukanlah akhir dari segalanya.
Meri – GO-AUTO, dirinya merupakan satu-satunya mitra perempuan dengan keterbatasan pendengaran dan berbicara di @GOAUTOINDONESIA. Hasil yang ia rasakan adalah dalam 2 minggu sejak bergabung, ia sangat senang sekali bisa membelikan baju baru untuk Ibunya. Meri kini yang menjadi tulang punggung keluarga hanya tinggal berdua bersama sang Ibu karena Ayah yang telah meninggal dunia. Harapannya adalah bisa menabung, membangun rumah untuk Ibu dan membuatnya selalu bahagia.
Seperti postingan @gojek24jam sebelumnya yaitu, ketika #Disable menjadi #ThisAble