Begini Filosofi Cimande, Kampung di Bogor Yang Menjadi Lahirnya Aliran Pencak Silat Tersohor

Keluarga aliran Penca Cimande, Didih Supriadi (53), aliran beladiri tersebut diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Kampung Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CARINGIN - Masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengenal tentang aliran seni bela diri Pencak Silat Cimande.

Namun rupanya banyak pula yang tidak tahu betul dimana pusatnya dan asal muasal aliran beladiri tradisional yang tersohor tersebut.

Aliran Pencak Silat Cimande berasal dari sebuah kampung yang bernama Kampung Tarikolot, Desa Cimande, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Menurut salah satu trah (turunan) asli keluarga aliran Penca Cimande, Didih Supriadi (53), aliran beladiri tersebut diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17.

"Yang diakui dalam pengurusan terkait sejarah, Penca Cimande lahir pada abad 17, tempat lahirnya Penca Cimande di sini, di Kampung Babakan Tarikolot, Desa Cimande, yang bawa adalah Eyang Khair," ujar Didih kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (8/3/2018).

Menurutnya keberadaan aliran tersebut pun sudah diakui oleh aliran-aliran Pencak Silat yang lain sebagai aliran beladiri tradisional yang cukup tua.

Namun ia tidak bisa menjelaskan secara detail sejarah aliran beladiri tersebut karena ia memegang filosofi 'hulu lebih bersih daripada hilir.'

"Kalau bicara soal sejarah tidak boleh di hilir, misalnya ada sebuah sungai dihilirnya segala macem udah ada, seperti sampah, tapi kalau kita telusuri ke hulu sungai itu, airnya masih bisa kita minum, bersih, makanya banyak di internet bahwa sejarah Cimande gini-gini, nah itu tadi yang menelusuri sejarah di hilir, itu buatan manusia," jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa kata Cimande menurut cerita turun-tenurun berasal dari istilah 'Cai Iman anu Hade' (Air iman yang baik) dan sebutan lainnya, 'Ciri Manusa anu Hade' (ciri manusia yang baik).

Salah satu trah (turunan) asli keluarga aliran Penca Cimande, Didih Supriadi (53)
Salah satu trah (turunan) asli keluarga aliran Penca Cimande, Didih Supriadi (53) (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Ia menjelaskan bahwa manusia yang baik mempunyai ciri dua sifat yakni 'tara pasea raga (raga tak pernah bertengkar)' dan 'tara pasea rasa (rasa tak pernah bertengkar).'

"Tara pasea raga kita tidak pernah menganiaya orang lain, tara pasea rasa kita gak pernah sirik, dengki, dendam pada orang lain, itu kalau kita mengaku sebagai manusia yang baik," katanya.

Sedangkan nama kampung asal aliran tersebut 'Tarikolot' menurut Didih berasal kata 'tari' atau 'mari' dan 'kolot.'

Dimana, lanjut dia, di dalam 'tari' dan 'kolot' bahasa 'Penca Salancar Cimande' sebuah tarian 'kolot' atau orang tua jaman dulu untuk menunjukan kehidupan kita.

"Maksudnya menunjukan kehidupan kita adalah kita tahu asal-usul kita, jangan lupa asal-usul kita, pencipta, jadi itu tarian yang memberi tahu kita asal usul kita dari mana," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved