PDI-P Yakin Kasus Rekaman Rini Soemarno dengan Dirut PLN Takkan Pengaruhi Elektabilitas Jokowi
Karena itu, sudah seharusnya perintah Jokowi tersebut dipatuhi demi menjadikan BUMN, betul-betul sebagai BUMN.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus beredarnya rekaman pembicaraan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Dirut PLN Sofyan Basyir diyakini takkan mempengaruhi elektabilitas Presiden Joko Widodo.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto ketika ditemui di Season City, Jakarta, Minggu (29/4/2018).
"Pak Jokowi kan sosok yang bersih dan pekerja keras," ujar Hasto.
Apalagi, sejak awal Jokowi telah menyampaikan agar para pembantunya di kabinet mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan golongan atau keluarga.
Baca: Ini Dia Polisi yang Berani Tilang Kapolri Di Sarinah, Lihat 5 Fotonya Jadi Pengen Ditilang Juga
"Ketika ada yang melibatkan keluarga, ini pelanggaran dari perintah pak Jokowi," kata Hasto.
Karena itu, sudah seharusnya perintah Jokowi tersebut dipatuhi demi menjadikan BUMN, betul-betul sebagai BUMN.
"Ketika keluaga campur tangan dalam urusan negara itu tidak bisa dibenarkan," kata Hasto.
Sementara Kementerian BUMN menyebut rekaman percakapan tersebut, sengaja diedit sedemikian rupa dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.
Rini dan Sofyan pun diakui melakukan diskusi mengenai rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.
Baca: Untuk Pertama Kalinya di Mentawai, Bule Denmark Diperkosa Warga Indonesia Di Semak-semak
Percakapan ini sudah terjadi setahun lalu. Namun dalam diskusi tersebut, baik Rini maupun Sofyan memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN, bukan membebani PLN.
Sebelumnya, survei Litbang Kompas , elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan.
Sementara elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi penantang terkuat petahana justru mengalami penurunan.
Dikutip dari Kompas, Senin (23/4/2018), responden yang memilih Jokowi apabila pilpres digelar saat ini mencapai 55,9 persen.