Fadli Zon Sebut Kunjungan Yahya Staquf ke Israel Cacat Moral
Malah akibat kritikan Fadli Zon, Wasekjen Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman mengundurkan diri.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wakil Ketua Umum Fadli Zon menjelaskan soal kritikannya terhadap Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, terkait lawatannya ke Israel.
Setelah sebelumnya, cuitan Fadli Zon juga mengundang reaksi keras dari sejumlah kalangan.
Malah akibat kritikan Fadli Zon, Wasekjen Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman mengundurkan diri.
Pada Rabu (13/6/2018) kembali menulis kulwit soal kritikannya pada Cholis Staquf.
Menurut Fadli Zon, kunjungan Staquf ke Israel sebagai bentuk pelanggaran konstitusi.
Baca: Tak Terima Sindiran Fadli Zon Terhadap Yahya Staquf, Nuruzzaman Mundur dari Gerindra
"Sy mngkritik kehadiran Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Yahya Staquf, dalam konferensi tahunan Forum Global AJC (Komite Yahudi Amerika) yg digelar di Yerusalem 10-13 Juni 2018 kemarin.
Alasan sy mngkritik krn kunjungan Staquf ke Israel dinilai sbg bentuk pelanggaran konstitusi dan UU No.37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri.
Kunjungan tsb jg dipandang kontraproduktif dgn sikap politik luar negeri Indonesia yg sejak 1947 konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
Kunjungan Wantimpres Yahya Staquf ke Israel, selain mencederai reputasi politik luar Indonesia di mata internasional, jg jelas bisa melanggar konstitusi dan UU No.37/1999 ttg Hubungan Luar Negeri.
Baca: Fadli Zon Hina Yahya Staquf, Nuruzzaman Sebut Prabowo Tak Paham Hubungan Santri dengan Kiai
Dalam konstitusi kita tertulis tegas penentangan segala bentuk penjajahan.
Dan Israel, berdasarkan serangkaian Resolusi yg dikeluarkan PBB, merupakan negara yg telah melakukan banyak pelanggaran kemanusiaan thdp Palestina.
Mulai dr Resolusi 181 thn 1947 ttg pembagian wilayah Palestina dan Israel, Resolusi 2253 thn 1967 ttg upaya Israel mengubah status Yerusalem, Resolusi 3379 ttg Zionisme thn 1975, Resolusi 4321 thn 1988 ttg pendudukan Israel dlm peristiwa intifada, n sejumlah resolusi lainnya.
Berdasarkan catatan statistik otoritas Palestina, sejak tahun 2000 hingga Februari 2017, sebanyak 2069 anak Palestina tewas akibat serangan Israel.
Bahkan pd serangan Israel ke Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada 2014, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA), menyatakan serangan tsb mengakibatkan kematian warga sipil tertinggi sejak 1967.
Dari Laporan OCHA tahun 2014 yg berjudul, "Fragmented Lives", menyebutkan bhw akibat okupasi Israel di Jalur Gaza, terdapat 1,8 juta warga Palestina menghadapi peningkatan permusuhan paling buruk sejak 1967.