Disebut Terjebak Dalam Kebodohan Sendiri, Adian Napitupulu Beri Jawaban Begini ke Rocky Gerung

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Akademisi Rocky Gerung melontarkan kalimat pedas pada politisi PDI-P Adian Napitupulu.

Perdebatan mengenai ambang batas calon Presiden 2019 atau presidential threshold di acara Mata Najwa berjalan cukup panas.

Perdebatan tersebut berawal dari topik yang dilontarkan Najwa Shihab yakni soal ambang batas pencalonan presiden kembali digugat ke Mahkamah Konstitusi.

Gugatan tersebut dilakukan oleh 12 tokoh politik.

Mereka kompak menyatakan adanya kekeliruan tafsir saat anggota DPR membuat aturan tersebut.

Malah ambang batas pencalonan presiden dinilai menghambat munculnya calon presiden alternatif.

• Kisah Warga Pemberani Tembak Terduga Teroris yang Hendak Kabur, Saya Yakin Dia Pasti ke Dokter

Rocky Gerung yang menjadi pembicara pertama menyatakan bahwa syarat pencalonan harusnya ditentukan oleh konstitusi.

"Konstitusi bilang, penetapan presiden itu 50 persen plus 1. Kalo ada aturan 20 persen itu akal-akalan, Kita ingin syarat pencalonan itu ditentukan konstitusi, bukan DPR. Itu syarat yang kedaluwarsa,” katanya.

Adian Napitulu syarat tersebut diajukan bukan sebagai pencalonan, melainkan untuk pelantikan.

"Jika argumennya menghalangi kebebasan, bagaimana pun, kebebasan tetap terbatas. Harus ada syarat yang ditetapkan. Jadi ambang batas itu sudah benar, tugas negara mengaturnya,” kata Adian.

Rocky yang kembali mendapat kesempatan untuk menyanggah, berbalik bertanya pada Adian soal syarat pencalonan presiden.

"Kalo tadi disebutkan Bang Adian, kebebasan itu harus ada syarat yang ditetapkan. Apakah syarat ambang batas itu wajar atau tidak wajar? Karena apa?, Ya ditetapkan, diujung pemilihan presiden. 50 persen plus 1 itu ketetapan fungsi kebebasan. Justru kalau dipasang 20 persen itu menghambat kebebasan. Jadi jangan alasan teknis, yang fundamental itu diabaikan," kata Rocky.

• Disindir Syahrini Soal Jargon Syantik, Siti Badriah dan Pencipta Lagu Bongkar Fakta Ini

Menurut Adian, ambang batas atas pencalonan presiden tetap di angka 20 sampai 25 persen.

"Yang fundamental apa? Jangan lompat dulu, tentang ambang batas presiden itu bukan 51 persen. Itu persoalan keterpilihan. Ambang batasnya 20 dan 25 persen. Itu dibuka dua ruang kemungkinan," kata Adian.

Adian berujar bahwa hal ini berarti ruang kebebasan sudah ada di undang-undang.