Inilah Herayati, Anak Pengayuh Becak yang Lulus ITB dengan Predikat 'Cumlaude'

Herayati lulus sarjana dari Program Studi Kimia FMIPA ITB, memeroleh predikat cumlaude dengan IPK 3,77.

Editor: khairunnisa
Dok.Herayati
Herayati, anak pengayuh becak yang lulus ITB 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Keterbatasan ekonomi yang ada tidak membuat Herayati menyerah menggapai mimpinya untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung ( ITB).

Herayati lulus sarjana dari Program Studi Kimia FMIPA ITB, memeroleh predikat cumlaude dengan IPK 3,77. Saat ini, ia tengah menjalani program fast track ITB.

Program ini merupakan lanjutan S1 ke S2 yang dapat diselesaikan dalam waktu lima tahun.

Ayahnya bekerja sebagai tukang becak, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Penghasilan orang tua Herayati tidak menentu setiap harinya.

Hera, sapaan akrabnya, mempunyai keinginan masuk ITB sejak pendidikan sekolah menengah pertama (SMP).

Awalnya, ia mengikuti jalur seleksi SNMPTN, tapi gagal.

Sempat Bersitegang, Penertiban Rumah Dinas TNI AD di Teplan Bogor Berlangsung Lancar

Langkahnya tidak berhenti, ia kembali mencoba jalur seleksi SBMPTN dan diterima. Ia masuk ITB pada tahun ajaran 2014.

"Saya emang udah punya keinginan masuk ITB sejak kelas 9 MTS, di MTs Negeri 2 Merak waktu itu saya sekolah," kata Hera.

"Itu ada guru saya yang menceritakan ada alumni MTs yang kuliah di ITB dengan beasiswa. Saya ingin kuliah yang ada beasiswanya, jadi waktu itu saya tahunya cuma di ITB, maka saya pengen kuliah di ITB gitu," tambahnya.

Mempersiapkan Diri Anak bungsu dari empat bersaudara ini mulai belajar untuk mempersiapkan tes masuk ITB sejak duduk di bangku SMA.

Hera belajar secara mandiri, hingga pada akhirnya mendapat beasiswa di salah satu lembaga bimbel karena prestasinya.

OC Kaligis Kedapatan Simpan Gadget di Sel Lapas Sukamiskin, Yasonna Laoly Sampai Ulas Soekarno

"Waktu masuk MAN, saya mulai merintis perjuangan, mulai belajar buat tes masuk ITB. Kelas 10 dan 11 saya belajar otodidak, sendiri, ya paling di sekolah ya dibimbing sama guru aja, tapi kalau di rumah saya sendiri, ga ikut bimbel," ujarnya.

Menginjak kelas 12, ia mengikuti try out yang diadakan Debus ITB yang merupakan Unit Kebudayaan Banten di ITB.

"Alhamdulillah waktu itu nilai saya tertinggi keempat dari seluruh peserta tes yang ikutan," tuturnya.

"Nah jadi untuk yang peringkat 1 sampai 5 itu kami diberikan beasiswa bimbel di salah satu lembaga bimbel, dari beasiswa itulah saya ikut bimbel. Soalnya kalau biaya sendiri saya ga punya sih," Hera menambahkan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved