Asian Games 2018
Kisah Lena Leni Si Kembar Atlet Takraw, Jadi Buruh Cuci Hingga Mengais Sepatu dari Rongsokan
Lena Leni, si kembar atlet takraw asal Indramayu ini harus berjuang dari titik nol hingga kini mencapai sukses sebagai atlet.
Penulis: Uyun | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Asian Games 2018 yang akan berlangsung mulai tanggal 18 Agustus 2018 ini pun menjadi pembahasan menarik untuk diperbincangkan.
Apalagi mengenai kisah para atlet yang menjadi perwakilan Indonesia yang tahun ini akan menjadi tuan rumahnya.
Seperti kisah Lena Leni, si kembar atlet takraw asal Indramayu ini harus berjuang dari titik nol hingga kini mencapai sukses sebagai atlet.
Dalam wawancaranya seperti yang terlansir di akun Youtube Kemenpora RI, Senin (13/8/2018) Lena Leni menceritakan pengalaman pahitnya guna mencapai kesuksesan.
Meski awalnya ikut-ikutan takraw hanya demi bisa melanjutkan sekolah dan dapat beasiswa, pada akhirnya keduanya pun jatuh cinta dengan olahraga ini bahkan kini menjadi atlet profesional.
"Dari sekolah sampai SMA ikut takraw, soalnya kalau di SMA itu kalau yang ikut takraw itu pada gratis sekolahnya. Kebetulan kan pelatih juga tau ada bakat, jadi ikut takraw," ujar Lena.
"Karena pengen ngelanjutin sekolah, temen-temen pada ikut takraw lanjut sekolah gak bayar, kita pengen juga sekolah gak bayar, makanya ikut takraw juga," lanjut Leni menjelaskan.
Keduanya pertama kali mengenal sepak takraw pada 2006 silam, setahun setelahnya mereka pun masuk Pelatnas.
• Asian Games 2018 - Timnas U-23 Qatar Optimis Tekuk Thailand
• Chicco Jerikho dan Yosi Project Pop Siap Bawa Api Obor Asian Games di Bogor Pagi Ini
Menurut si kembar kelahiran pada 7 Juni 1989, kehidupan sebelum menjadi atlet, mereka harus banting tulang.
"Kehidupan sebelum jadi atlet itu bantu-bantu orang tua saja. Ke sawah, bantu-bantu orang, bantu tetangga, nyuci piring nyuci baju," tuturnya.
Selain itu, mereka pun pernah mengais barang-barang rongsokan.
Bahkan, mereka mengais mencari-cari sepatu yang akan digunakan untuk sekolah dan latihan.
"Kan tetangga ada bos rongsokan, jadi misalnya ada yang enggak laku pasti dibuang di tanggul sungai. Kalau paginya kita nyarinya di situ, kalau ada sepasang (red: sepatu) kita ambil buat sekolah dan latihan juga," sambungnya.
Latihan yang kerap dijalani si kembar Lena Leni itu pun semakin membuat mereka mencintai olahraga sepak takraw.
Mereka juga menyebut sepak takraw kini menjadi bagian dari hidupnya.
"Sepak takraw is my life," aku mereka sambil tertawa.
Adanya fasilitas yang diberikan dari sekolah demi mengembangkan karir mereka di cabang prestasi sepak takraw, mereka semakin ingin menjukkan prestasi lainnya dan tak ingin mengecewakan orang-orang yang sudah mendukungnya.
Bahkan, kini sepak takraw tak hanya menjadi hobi tapi juga profesi.
"Hobi dibayar kan enak," tutur mereka.
Mereka pun mengaku sudah dapat pekerjaan dari prestasi yang diperoleh.
Pekerjaan ini juga ditawarkan oleh bupati.
Tak hanya itu, dari segudang prestasi tersebut, mereka sanggup memberangkatkan orang tua haji ke Tanah Suci.
"Tahun 2010 pas pertama Asian Games, abis itu juga dapat bonus Porda, dan daftarin orang tua 2014," tutur mereka.
Sayangnya, mereka tak tahu keberangkatan orang tua ke Tanah Suci.
Pasalnya, mereka itu tengah menjalani pertandingan di Incheon, Korea Selatan dalam rangka Asian Games.
Beruntung, mereka pun mendapat 2 medali perunggu di Asian Games 2014.
• Soal Mahar Politik Rp 500 miliar, Andi Arief Mengaku Diperintah Partai
Meski menikmati pekerjaannya sebagai atlet sepak takraw, keduanya mengaku sempat merasakan kekecewaan ketika bertanding.
Pertandingan tersebut terjadi ketika SEA Games di Malaysia pada tahun 2017.
Tim sepak takraw putri Indonesia sempat memutuskan walk out saat melawan tim putri Malaysia pada nomor pertandingan regu putri.
Keputusan wasit yang dinilai merugikan Indonesia menjadi alasan Lena Leni dan tim memutuskan pergi meninggalkan lapangan.
Bahkan mereka pun sempat menangis akibat adanya kecurangan tersebut.
"Mungkin karena kesalnya pelatih juga kan, daripada diterusin pasti digituin lagi. Sempat mimpin jauh itu..landing 7 poin," katanya.

Pasalnya, menurut mereka saat itu skor yang diperoleh Indonesia unggul jauh dari Malaysia.
Ketika melakukan walk out tersebut, Lena Leni dan tim mendapat motivasi dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi.
Kini, kedunya menganggap kejadian walk ou tersebut sebagai pembelajaran.
Keduanya pun mengaku sudah siap untuk tanding di Asian Games 2018 nanti.
"Siap tempur, siap main Ibaratnya kita udah dibekali semuanya dari teknik, skill dan vitamin. Pengennya cepet main, cepet beres," tukasnya.
• Usaha Markobar Dihubungkan dengan Regulasi Peternak Sapi Perah, Anak Jokowi: Salah Saya Apa?
Jika masih belum bisa mengenai si kembar Lena Leni, ada ciri khusus dari kedunya.
Yakni si kembar ini kerap mengenakan bandana dengan motif dan warna yang sama.
Menurtu mereka, pemakaian bandana ini bukan karena untuk gaya-gayaan, namun agar kening mereka tidak lecet.
"Kalau enggak pakai itu pada lecet dan sakit kepalanya. Di Jambi sempet berdarah," tukasnya.
Melansir dari laman Instagram @kemenpora_ri, Lena Leni sudah banyak menyumbangkan medali untuk Indonesia.
Tiga medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2016 di Jawa Barat, satu medali perunggu di SEA Games Malaysia 2017, dan 2 medali perunggu Asian Games di Incheon, Korea Selatan tahun 2014.
Berikut video selengkapnya: