Asian Games 2018

Sukses Bawa Emas Di Cabor Paralayang, Aris Tak Mau 'Overconfident' Meski Tanding Di Kampung Halaman

Sepanjang enam ronde yang dipertandingkan, Timnas Paralayang Indonesia meraup poin tertinggi dengan nilai 1104.

TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Aris Apriansyah (24), saat ditemui TribunnewsBogor.com di Cisarua, Rabu (22/8/2018). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Ajang kejuaraan paralayang Asian Games 2018 di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor nampaknya menjadi momen 'spesial' bagi atlet Indonesia, Aris Apriansyah (24).

Dalam kategori ketepatan mendarat (KTM) nomor beregu putra, Aris bersama empat atlet lainnya, Jafro, Roni, Joni, dan Hening berhasil meraih medali emas.

Sepanjang enam ronde yang dipertandingkan, Timnas Paralayang Indonesia meraup poin tertinggi dengan nilai 1104.

Aris pun mengaku sangat bangga atas raihan yang dicapainya dalam ajang Asian Games 2018 ini.

Atlet kelahiran 15 April 1994 ini merain nilai 98 pada ronde pertama, 1 para ronde ke dua, 7 pada ronde ke ketiga, 201 pada ronde ke empat, 2 pada ronde ke lima, dan 0 pada ronde terakhir.

Semakin kecil angka yang diraihnya artinya semakin baik nilai yang diraih.

"Iya tentu sangat senang, bersyukur Indonesia bisa menjadi yang terbaik untuk nomor KTM beregu putra ini," ungkapnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (22/8/2018).

Namun di balik keberhasilannya dalam setiap pendaratan, rupanya ada suatu hal yang membuat Aris bersemangat mengikuti kejuaraan paralayang Asian Games 2018.

Aris bertanding di kampung halamannya sendiri tepatnya di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Bahkan, jarak rumah Aris menuju lokasi landing paralayang terbilang sangat dekat. Hanya berjarak sekitar 100 meter.

"Ya saya memang orang sini (Puncak) rumah saya di sana kelihatan dari titik landing," ucap Aris seraya menunjuk ke arah rumahnya.

Menurutnya, bertanding di kampung halamannya sendiri menjadi keuntungan bagi dirinya.

Sebab sejak kecil Aris kerap mengudara menggunakan parasut di sekitaran rumahnya.

"Sejak SMP saya sudah mulai tekuni paralayang, tetap tidak boleh 'overconfident', tapi memang ada keuntungan bagi saya karena bisa dikatakan sudah hafal situasi," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved