Pilpres 2019
Tanggapi Ijtima Ulama II Dukung Prabowo, TGB: Masih Banyak Ulama Lain yang Mungkin Beda Pandangan
TGB menegaskan, tidak boleh ada satu pihak yang merasa atau mengklaim bahwa dialah yang merepresentasikan ulama.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Selain mengungkap arah dukungan politik Abdullah Gym Nastiar (Aa Gym) dan Ustaz Abdul Somad (UAS), M Abdul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) juga mengomentari ijtima ulama.
Hal itu disampaikan oleh TGB acara Q & A pada Kamis (20/9/2018) malam.
Ia mengatakan, tidak ada larangan ulama untuk mendukung pasangan capres manapun.
Namun TGB menegaskan, tidak boleh ada satu pihak yang merasa atau mengklaim bahwa dialah yang merepresentasikan ulama.
"Ulama di Indonesia kan banyak sekali, kalau disebut misal ijtima ulama, dengan penuh segala penghormatan saya, banyak juga ulama yang tidak hadir di situ," terangnya.
Ia juga mempertanyakan apakah ijtima ulama itu sudah mewakili islam keseluruhan.
"Apakah yang hadir telah membawa mandat dari yang tidak hadir, apakah yang hadir telah mewakili kekuatan islam kultural mayoritas di Indonesia misalnya?," tanyanya lagu.
Untuk itu menurut dia, sah saja bila ada satu pertemuan antara ulama dan tokoh-tokoh politik yang sepakat megusung seseorang sebagai calon presiden.
"Tapi tidak boleh ia mengatakan inilah representasi ulama, sebentar dulu, masih banyak ulama lain yang mungkin berbeda pandangan," tegasnya.
Sebelumnya, TGB mengungkap soal arah dukungan politik UAS dan Aa Gym di pilpres 2019.
TGB pun menjelaskan kalau arah keduanya untuk saat ini masih berada di tengah.
• Live Streaming China Open 2018, Anthony Ginting Tantang Pebulutangkis No.1, Pukul 15.30 di MNC TV
• Viral Video Siswa SMP Dimaki Wanita Karena Bikin Mobil Lecet, Ini Klarifikasi Soal Uang Rp 1,5 Juta
Itu artinya, menurut TGB, baik Aa Gym atau Ustaz Abdul Somad saat ini tidak mendukung Jokowi maupun Prabowo.
"Setahu saya beliau-beliau masih di tengah, jadi menurut saya bagus juga untuk kita, tidak harus mendorong-dorong para ulama harus ke mana, harus milih ini atau itu, mungkin banyak yang ingin memilih di tengah, dan itu mungkin yang terbaik juga," jelasnya dilansir dari tayangan ulangnya di YouTube metrotvnews, Kamis (20/9/2018).
Namun ia mengoreksi perkataan Andini, ia menegaskan kalau pernyataan sebelumnya itu bukan berarti ia menilai kalau ulama sebaiknya berada di tengah.
"Saya tidak mengatakan bahwa ulama itu harus di tengah, saya mengatakan bahwa kalau ada para ulama yang ingin tetap di tengah, maka biarlah dia di tengah, tidak perlu ditarik-tarik atau dipersepsikan harus ke sana harus ke sini," bebernya.