Pembunuhan Berencana
Dibunuh Keluarga Mantan Pacar, Asep Dikenal Pendiam dan Tak Punya Musuh
Asep tewas dibunuh oleh keluarga pacarnya sendiri pada 3 Oktober 2018 lalu dan jenazahnya ditemukan warga keesokan harinya di pinggir jalan
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, RUMPIN - Asep (27), pemuda yang dibunuh keluarga mantan pacar dikenal cukup pendiam.
Di keluarga, ia merupakan satu-satunya anak laki-laki dari 5 bersaudara.
Ia juga hidup sederhana sebagai santri di sebuah pesantren tak jauh dari kampungnya, Kampung Panoongan, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Ia dirawat oleh ibunya, Empat (50), yang buka usaha warung kecil sejak ia ditinggal wafat sang ayah saat masih menginjak sekolah dasar (SD).
"Orangnya pendiem, dia gak banyak ngomong, gak macem-macem. Kalau ada yang jailin dia, dia mah ngebalesnya pake senyum, gak punya musuh," kata Empat mengenang almarhum putranya saat ditemui TribunnewsBogor.com di rumahnya, Senin (15/10/2018).
Empat mengaku bahwa selain belajar di pesantren, Asep sesekali bekerja secara serabutan.
• Nikita Mirzani : Fadli Zon Beraninya Nge-Tweet Doang Giliran Dipanggil Polisi Takut, Gimana Jadi Gue
"Pernah kerja di toko matrial jadi sopir. Terus kalau di pesantren kan kadang ada yang ngajak kerja, dia kerja," kata
Asep tewas dibunuh oleh keluarga pacarnya sendiri pada 3 Oktober 2018 lalu dan jenazahnya ditemukan warga keesokan harinya di pinggir jalan di kawasan Rancabungur.
Saat itu, Empat tak punya firasat apa pun sampai akhirnya ia mendapatkan kabar dari tetangganya sendiri.
"Pelaku dihukum aja seumur hidup, saya gak suka. Nanti dia ketagihan, ngerasa jawara, pernah bunuh orang, takutnya ada orang nanti dibunuh lagi," kata Empat.
• Fadli Zon Sindir Jokowi Dipuji Soal IMF, Nikita Mirzani : Gak Pernah Dipuji ya Seumur Hidup Bapak ?
Enam orang anggota keluarga pacar korban ini beehasil ditangkap polisi.
Mereka mengaku sakit hati karena korban telah berpacaran dengan perempuan yang merupakan anggota keluarga mereka.
"Suka sama suka, tapi ayahnya (pelaku) gak ngasih (merestui), gitu doang. Tapi kalau anak saya mah terima. Mungkin ini takdirnya, kalau anak saya harus meninggal karena dibacok," ungkap Empat.(*)