Putra Sulung Kabarkan Kondisi Terkini Ustaz Arifin Ilham di Penang, Sebut Ayahnya Sudah Lebih Segar
Kondisi terkini Ustaz Arifin Ilham di Penang Malaysia dikabarkan oleh putranya, Muhammad Alvin Faiz
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Putra Sulung Kabarkan Kondisi Terkini Ustaz Arifin Ilham di Penang, Sebut Ayahnya Sudah Lebih Segar
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Putra sulung Ustaz Arifin Ilham, Muhammad Alvin Faiz mengabarkan kondisi terkini sang ayah di Penang, Malaysia.
Melalui akun Instagramnya, @alvin_411, Muhammad Alvin Faiz mengatakan kalau sang ayah kini sudah lebih segar dan nyaman.
Pada postingan terbarunya di Instagram, Muhammad Alvin Faiz memposting foto sang ayah sedang duduk di atas ranjangnya.
Ustaz Arifin Ilham yang tampak mengenakan baju dan penutup kepala serba putih itu tampak tersenyum ke arah kamera.
Ia juga terlihat sedang memegang makanan di lengan kanannya.
Muhammad Alvin Faiz mengabarkan kalau sang ayah sudah sarapan, meski makannya masih perlahan.
Ia juga menuliskan kalau kondisi ayahnya kini lebih baik dari sebelumnya.
• Komentari Foto Gatot Nurmantyo, Hidayat Nur Wahid Sebut Tak Ada Untungnya : Tokoh Lain Lebih Menjual
• Robby Tumewu Sempat Alami Koma karena Serangan Stroke, Waspadai 5 Makanan Ini Bisa Jadi Pemicunya !
Sebab, Ustaz Arifin Ilham kini sudah lebih segar dan nyaman.
Lalu, Muhammad Alvin Faiz juga mengucapkan terimakasih bagi yang sudah mendoakannya.
""SubhanAllah walhamdulillah sudah sarapan walau makan pelan pelan...
sudah lebih segar dan nyaman.
Jazaakumullah semua kemurahan hati dan doa sahabatku tercinta Fillah dunia akhirat". - Abi @kh_m_arifin_ilham," tulisnya.
Dilansir dari Grid.id, setelah dirawat selama lebih dari dua hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, Ustaz Arifin Ilham berangkat ke Penang, Malaysia untuk menjalani pengobatan, Kamis (10/1/2019).
Sebagaimana diketahui, Ustaz Arifin Ilham diberangkatkan ke Penang, Malaysia dengan menggunakan pesawat jet pribadi yang dipinjamkan oleh rekannya.
Terkait hal itu, KH Abah Raodi Bahar Bakry yang dihubungi awak media pada Kamis (10/1/2019) membenarkan hal tersebut.
"Iya benar carter (pinjam)," kata KH Abah Raodi Bahar Bakry.
Namun rupanya ada alasan tertentu mengapa Ustaz Arifin Ilham menggunankan pesawat jet sebagai akomodasinya ke Penang.
"Cuma beliau itu kan tidak boleh banyak orang, ruangannya harus steril. Sedangkan di pesawat carteran itu tidak boleh dekat sama orang," ungkap KH Abah Raodi.
Ia juga menambahkan, beberapa orang yang menjenguk Ustaz Arifin Ilham pun hanya orang tertentu saja, yang ingin mendoakan ustaz Arifin.
"Yang kemarin itu yang orang ingin mendoakannya saja, orang tertentu. Yang umum tidak boleh masuk," ucap KH Abah Rodi
Kendati begitu, keberangkatan Ustaz Arifin Ilham dengan menggunakan pesawat jet lantaran untuk menstrelisasi agar kestabilan tubuhnya dapat terjaga.
"Termasuk di dalam pesawat tidak boleh bersentuh badannya. Maka diberangkatkan dengan menggunakan pesawat carteran," tukasnya.
Diketahui sebelumnya, Ustaz Arifin Ilham diberangkatkan dengan menggunakan ambulans dari RSCM pukul 05.00 WIB menuju Bandara Halim Perdana Kusuma menuju Penang, Malaysia untuk menjalini perobatan.
Tulis soal kematian
Ustaz Arifin Ilham menulis pesan kematian lewat akun Facebook pribadinya ketika dirinya sedang berjuang keras melawan penyakit kanker kelenjar getah bening di Malaysia pada Sabtu malam 12 Januari 2019.
Pesan-pesan yang dia tulis di Facebook membuat akunnya banjir tangis dan doa dari para jamaah yang selama ini mencintai sepenuh hati ceramah-ceramah sejuk Ustaz Arifin Ilham.
Pantauan TribunStyle.com, pesan religius Ustaz Arifin Ilham hingga Minggu pagi 13 Januari 2019 pukul 05.30 WIB sudah di-share 651 kali, dibanjiri komentar doa dan tangis haru sebanyak 361 komentar.
Jumlah yang me-like atau bersimpati dengan pesan-pesan religiusnya mencapai 2.900.
Berikut ini TribunStyle.com kutip pesan kematian yang ditulis Arifin Ilham ..
Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barkaatuhu.
Siapa aku? Ya, aku dari tiada, sekarang
ada, itu juga hanya sebentar, kembali lagi tiada.
Aku berasal dari ayah ibu, kakek nenek, terus ke atas hingga mendarat di Datuk manusia, Nabi Adam dan Bunda Hawa.
Ujung-ujungnya kita harus menyebut kita adalah bani Adam, keturunan Adam ‘alaihis salam
Sementara bahan dasar moyang kita itu dari tanah, sekarang di atas tanah, semua yang kulihat dari tanah, tidak lama lagi aku pun masuk ke dalam tanah.
Ya, aku yang selalu apik merawat tubuh ini, ternyata calon bangkai yang berkalang tanah.
Aku akan masuk ruang sunyi senyap berbantal tanah, kepala utara, kaki selatan miring ke kiblat.
Belatung, cacing, bau busuk menyerengai dalam daging tulang yang selalu kurawat saat hidup.
Harapan kita tentu Allah menjadikan kuburan kita, Taman Surga-Nya. Aamiin.
Astaghfirullah, inilah yang membuat aku terus-menerus memohon ampunan-Nya.
Inilah yang membuatku semangat dalam beribadah, bernikmat dalam shalat, bahagia berlama-lama sujud di penghujung malam, menangis, dan menyelimuti diri dengan rasa takut akan murka dan azab-Nya.
Allahu Akbar, inilah yang membuat gelora asa terpatri kuat dalam memburu ridha dan Syurga-Nya; inilah yang mendesakkan rasa rindu berjumpa dg-Nya. Inilah energi amal sholehku, dakwahku.
Inilah yang menjadi asbab bersemangat dalam mencari rejeki yang halal, kuat bestari dalam beramal silaturahim, sayang pada keluarga, sayang pada semua apalagi pada yang papa lebih-lebih pada saudara-saudara yang tertindas.
Merenungi siapa aku, menjadikan diri ini disibukkan dg perbaikan diri, dan sama sekali tidak tertarik mencari aib orang lain, aib diri saja seabrek abrek.
Lunglai sudah jika teringat akan siapa diri ini.
Tertatih jasad ini dalam mengimbangi gelora ruh dan hati yang terus berjibaku menuju-Nya.
Terluap "khouf" rasa takut hebat kpd-Nya dan "rojaa" berharap sangat kpdNya.
Bergelayut sedih berbaur bahagia.
Putaran waktu di dunia ini terlalu sebentar untuk mengumpulkan bekal hidup selama-lamanya.
Sebentar, tetapi menentukan keadaan di Akhirat kelak.
Dunia bukan untuk main-main apalagi maksiat.
Umurku tidak sepanjang perjuanganku.
Sementara dosaku banyak, ilmuku kurang, keadaan inilah membuat waktu hidup ini terasa semakin sebentar.
Duhai kalian, Abah yang telah berpulang, Mama, anak-anakku, istri-istriku, anak-anak yatimku, anak-anak santriku, keluargaku, guru-guruku, para sahabatku, jamaah zikir, juga kalian sahabat FB-ku, instgram-ku, saudara-sauadaraku di Palestina, Afghan, Irak, Suriah, Yaman, Mesir, Afrika Tengah, Ughur China, Khasmir, Rohingya, Patani, Moro dan seluruh umat, juga negeri Indonesia tercinta ini, telah masuk merenggut hati dan pikiranku.
Diri ini, demi Allah, sayang semua, cinta semua karena Allah.
Rasanya tidak disebut doa, kecuali kalian semua bagian doaku.
Aku ingin semua damai dalam naungan Syariat-Nya dan hidup bahagia dalam Sunnah Nabi-Nya, sehingga negeri tercinta kita Indonesia hidup damai aman dalam penuh berkah Allah.
"Allahumma ya Allah ampunilah diri ini, dan semua kami. Selamatkanlah kami dari semua fitnah dunia dan kezholiman, dan terimalah mereka yg wafat sebagai syuhada disisiMu...
SubhanAllah air mata ini terus mengalir dalam oase hati ini krn sayangnya abang pada antum semua krn Allah ...