7 Penyebab Perceraian, Mulai dari Menikah Diatas Usia 32 Tahun Hingga Terlalu Mesra
Banyak faktor yang menyebabkan pasangan tak dapat mempertahankan pernikahannya, berikut 7 diantaranya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Pasangan dari India hanya membutuhkan waktu beberapa menit setelah Menikah untuk bercerai.
Dikutip dari Kompas.com, insiden ini berawal di sebuah pesta Pernikahan di kota Gondal, distrik Rajkot, negara bagian Gujarat, India.
Saat pesta dimulai, keluarga kedua mempelai terlibat perseteruan soal makanan yang akan disajikan saat makan siang.
Masalah sepele ini kemudian menjadi rumit dan kedua pihak memutuskan agar kedua mempelai yang baru beberapa menit Menikah untuk segera bercerai.
Kedua keluarga kemudian memanggil pengacara mereka masing-masing dan membatalkan Pernikahan itu hanya dalam beberapa menit saja.
Dari peristiwa tersebut, tentu semua Pasangan Menikah tak menginginkan sebuah perceraian terjadi.
Namun, terkadang perceraian itu tak bisa terelakkan, bahkan bagi Pasangan yang telah Menikah berpuluh tahun lamanya.
Banyak faktor yang menyebabkan Pasangan tak dapat mempertahankan pernikahannya.
• Fifi Lety Bongkar Selingkuh Penyebab Cerai Ahok-Veronica Tan, Adik BTP Singgung Harga Diri Tergadai
• Ramal Pernikahan Ahok - Puput, Mbah Mijan Sebut Ada Binatang Buas dari Pihak Anak
• Anak Ahmad Dhani, Dul Unggah 3 Foto Menangis di Konser Dewa19: Makasih Ayah Atas Pengorbananmu
Dilansir dari IFLScience, berikut 7 hal yang dapat menyebabkan perceraian dalam biduk rumah tangga.
1. Menikah di usia remaja atau setelah berumur 32 tahun
Waktu terbaik untuk Menikah adalah ketika Anda merasa siap dan telah menemukan Pasangan yang tepat.
Namun penelitian menunjukkan bahwa Pasangan yang Menikah di usia remaja dan Pasangan yang Menikah di usia pertengahan 30-an atau lebih berisiko menghadapi perceraian.
2. Memiliki suami yang tidak bekerja penuh waktu
Sebuah studi Harvard 2016 , yang diterbitkan dalam American Sociological Review, menunjukkan bahwa bukan tentang uang tapi pembagian kerja.
Alexandra Killewald, sebagai peneliti melihat kemungkinan perceraian sebesar 3,3 % karena suami tidak memiliki pekerjaan penuh waktu.