Pilpres 2019
4 Tahun Jadi Presiden Jokowi Mulai Bereaksi Serangan Oposisi : Kampanye Kan Perlu Menyerang
Jokowi menilai, dalam berkampanye memang diperlukan serangan atau offensive ke kubu lawan agar suara tetap terjaga di masyarakat.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Dua bulan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap menyampaikan serangan ke kubu Prabowo-Sandi saat menghadiri pertemuan dengan pendukungnya.
Jokowi menilai, dalam berkampanye memang diperlukan serangan atau offensive ke kubu lawan agar suara tetap terjaga di masyarakat.
"Kampanye kan perlu offensive," ujar Jokowi seusai menghadiri peringatan ke-72 tahun HMI di kediaman Majelis Pembina Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Akbar Tandjung di Jakarta, Selasa (5/2/2019) malam.
Jokowi menjelaskan, selama empat tahun menjadi Presiden, dirinya sering tidak merespon serangan dari oposisi.
Sehingga, Ia menilai inilah waktu yang tepat untuk menjawab tudingan-tudingan kubu lawan.
"Masa kita empat tahun suruh diam saja, ya tidaklah. Jadi empat tahun diem, masa suruh meneruskan," kata Jokowi.
Saat bertemu dengan relawan di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Jokowi mulai melakukan serangan kepada pasangan Prabowo-Sandi.
Capres nomor urut satu tersebut, menduga tim sukses nomor urut dua menggunakan konsultan asing dengan memainkan strategi propaganda Rusia yang menyemburkan kebohongan kepada masyarakat.
Respon Sandiaga Uno
Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno enggan berkomentar banyak mengenai tudingan kubu Jokowi-Maruf, bahwa pihak Prabowo-Sandi ingin membenturkan Indonesia dengan Rusia.
-
Respon Sandiaga Uno Tanggapi Tudingan Kubu Jokowi-Ma'ruf: Saya Tidak Ingin Menambah Kegaduhan
-
Prabowo-Sandi sebut Konsultan Politiknya adalah Rakyat
-
Kubu Prabowo Merasa Difitnah Jokowi soal Penggunaan Konsultan Asing
-
Dituding Pakai Konsultan Asing, Prabowo : untuk Politik Sama Sekali Gak Ada
-
Maruf Amin Kembali Sindir Soal Indonesia Bubar 2030 di Hadapan Warga NU di Kendal