Pilpres 2019
Bolehkah TKN Lihat Rekapitulasi Suara BPN ? Ferdinand Hutahaean :Tidak Perlu karena Sifatnya Rahasia
Ferdinand Hutahaean juga mengatakan, BPN punya konsep rekapitulasi suara berpindah-pindah atau bergeser dari satu tempat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, mengatakan, pihaknya memiliki konsep berbeda dalam pengumpulan formulir C1.
Oleh karena itu, ia meminta TKN tidak membayangkan proses penghitungan real count yang dilakukan BPN sama seperti "war room" TKN.
"Jangan dibayangkan bahwa kami itu seperti apa yang dipunya TKN. Kami punya konsep berbeda terkait dengan pengumpulan suara C1 bukan seperti war room-nya TKN mungkin ya," kata Ferdinand Hutahaean saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/4/2019).
Ferdinand Hutahaean mengatakan, TKN tidak perlu melihat proses rekapitulasi suara versi BPN karena sifatnya rahasia.
"Boleh saja, tapi saya pikir tidak perlu karena itu sifatnya rahasia dan nanti ujungnya akan jadi barang bukti di MK," ujar Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean juga mengatakan, BPN punya konsep rekapitulasi suara berpindah-pindah atau bergeser dari satu tempat ke tempat lain.
Hal ini berbeda dengan TKN yang memiliki satu tempat rekapitulasi suara.
Ia mengatakan, pengumpulan formulir C1 sudah dimulai sejak hari pemungutan suara di Hotel Ambara.
Namun, pasca pemilu tempat rekapitulasi berpindah-pindah.
"Kemudian bergeser karena masalah teknologi ya modal komputer jinjing kemudian WiFi kita bisa geser kemana-mana untuk bergerak mengumpulkan formulir C1," kata dia.
"Jadinya kalau TKN mau lihat war room BPN 02 ya tidak mungkin, karena kami mobil bergerak dan ganti-ganti IP address karena kami khawatir ada peretasan atau akses secara ilegal yang menghancurkan dokumen kami," lanjut Ferdinand Hutahaean.
Sebelumnya, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya mengundang Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk memantau war room mereka.
Hal itu, kata Hasto, dilakukan sebagai bentuk transparansi TKN dalam merekapitulasi suara Pilpres 2019 di hadapan BPN.
Namun, Hasto mengatakan, setelah mengundang BPN, TKN juga ingin melihat war room milik BPN dan disaksikan bersama media.
"Baik pusat rekapitulasi JAMIN yang dilakukan TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin maupun Badan Saksi Pemilu Nasional PDI-P mengundang perwakilan BPN untuk melihat sistem rekapitulasi kami berdasarkan dokumen otentik C1," kata Hasto melalui keterangan tertulis.