Pembunuhan di Papua
Kapolri Ungkap Cara Pelaku Pembantaian di Papua Mendapatkan Senjata, Ada yang dari Eks Konflik Ambon
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, KKB yang melakukan penyerangan hanya berjumlah 30-50 orang dan 20an pucuk senjata saja.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, saat ini Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cendrawasih sedang menangani insiden pembantaian di Kabupaten Nduga, Papua yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB).
Hal itu disampaikan Jenderal Tito Karnavian saat mendampingi Presiden Jokowi siaran pers, Rabu (5/12/2018).
Dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan di televisi, Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan bahwa kekuatan KKB sangat kecil.
"Sudah dikirim tim dipipimpin langsung oleh kapolda dan pangdam, kekuatan mereka 30-50 orang dengan 20-an pucuk, kekuatan kita lebih besar," jelasnya.
Namun, Jenderal Tito Karnavian mengatakan, ada kendala besar yang dihadapi timnya dalam menguasai lawan, yakni medannya.
"Persoalan ada pada medan yang berat dan besar, tapi saya yakin dengan kekuatan yang ada, kita bisa kuasai mereka," jelasnya.
Tak hanya itu, Jenderal Tito Karnavian juga menjelaskan dari mana para pelaku mendapatkan senjata untuk menyerang korban.
Rupanya, mereka memiliki tiga sumber untuk mendapatkan senjata tersebut.
"Mereka biasanya mendapatkan dari merampas dari petugas yang lengah, dan dapat dari eks konflik Ambon, ketiga melalui jalur ilegal di perbatasan Papua Nugini, saya tidak bilang pemerintah, tapi ini oknum-oknum," bebernya.
Sama halnya dengan Jokowi, Jenderal Tito Karnavian juga memastikan bahwa pembangunan jalan Trans Papua harus terus dilakukan.
"Pembangunan harus jalan terus, kita akan amankan, kami akan koordinasi lebih intens dengan Kementerian PUPR, pekerjaan ini akan jalan terus dan jangan pernah takut," tuturnya.
• Pasca Pembantaian di Nduga, Presiden Jokowi: Tekad Kita Makin Membara untuk Membangun Tanah Papua
• Pengakuan Korban Selamat Pembantaian Pekerja di Papua, Pura-pura Mati Saat Ditembaki dan Jalan 2 Jam
Kemudian Jenderal Tito Karnavian juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan antisipasi dan penjegahan agar hal serupa kembali terjadi.
Membangun dialog dengan masyarakat di sekitar lokasi, dilakukan oleh balai, PU maupun perusahaan, tapi perlu koordinasi yang intens tentang dinamika
Untuk korban jiwa, Jenderal Tito Karnavian belum bisa memastikan data pasti.
"Informasi sementara 20, 19 pekerja, dan 1 anggota TNI yang gugur, karena setelah mereka tgl 1 melakukan pembunuhan, hari berikutnya menyerang TNI di Papua, kekuatan 21 orang diserang, sempat terjadi perlawanan, akhirnya kita mundur dan satu orang gugur. Kita belum tahu di pihak mereka," bebernya.