Terbukti dengan partisipasi yang melebihi target KPU lebih dari 80 persen," papar Yunarto Wijaya, dilansir TribunnewsBogor.com dari laman Youtube Najwa Shihab yang dipublikasikan Kamis (23/52019).
Tak hanya itu, Yunarto Wijaya pun tak segan memuji Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo, Anda tidak perlu menjadi seorang presiden untuk dikenang. Kita akui bahwa tanpa Prabowo mungkin tidak akan Jokowi, Ahok ataupun Ridwan Kamil," papar Yunarto Wijaya.
Namun Yunarto Wijaya menegaskan bahwa Prabowo Subianto harus mengakhiri pertarungannya dengan Jokowi melalu tinta emas.
"Tapi bagaimana akhir kisah pertarungan 2014 dan 2019 ini bisa dikenang lewat tinta emas bukan tinta hitam," tambahnya.
Sebagai cara sederahana, adalah mengenai sikap Prabowo Subianto soal aksi 22 Mei 2019 yang baru-baru ini justru berlangsung ricuh.
"Jangka pendek, saya minta dengan sangat himbauan dan ucapan bela sungkawa tidak membuat pendukung anda bersikap damai, berakhlak dan konstitusional. Tarik secepatnya massa sehingga kita bisa melihat secara bersama-sama prosedur di MK dengan damai dengan akhlak yang juga akan membawa konstitusional," papar Yunarto Wijaya.
"Kalau Anda lakukan itu, dan menerima proses yang akan diputuskan oleh MK, itulah yang paa disebutkan oleh SBY, the Real champion of democracy," pungkas Yunarto Wijaya.
• Sejak Pagi, Warga Mulai Berdatangan ke Rumah Duka Ustaz Arifin Ilham di Sentul
• Ustaz Arifin Ilham Wafat Tinggalkan Bayi dari Istri Ketiga, Umi Akhtar:Belum Pernah Dipeluk & Dicium
Kemudian, Yunarto Wijaya pun menyinggung perihal para pendukung paslon 01 dan 02, Jokowi dan Prabowo Subianto.
Ia mengatakan agar para pendukung ini jangan mudah memprovokasi lewat kata-kata dan cuitan di media sosial.
"Menurut saya bahwa simbolisasi dibutuhkan. Suka atau tidaj 5 tahun terakhir kita terbelah jadi pendukung Jokowi dengan Prabowo cebong dan kampret. Demokrasi kultus bergantung pada sosok tersebut.
Memang simbolisasi tersebut dibutuhkan dalam waktu cepat. Tapi tidak berhenti sampai disitu. Bagaimana tokoh lokal dan masyarakat memulai dengan tidak membuat kalimat-kalimat provokasi yang baru, menghormati sisa pros yang ada, sehingga kita bisa menjadi the real champion of democracy," tanadas Yunarto Wijaya.
• TNI Turun Tangan Bantu Polisi Bubarkan Massa Aksi 22 Mei di Jembatan Slipi Jaya
• Massa Bakar Pos Polisi di Jalan Wahid Hasyim Jakarta
BPN Prabowo-Sandi Gugat Pilpres 2019 ke MK Hari Ini
Badan Pemenangan Nasional ( BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berencana mendaftarkan gugatan sengketa hasil Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 ke Mahkamah Konstitusi ( MK), hari ini, Kamis (23/5/2019).