Tabrakan Kereta dan Metromini
Sopir dan Kenek Metromini Meninggal, Penjaga Perlintasan Kereta Sempat Teriak Allahu Akbar
Semula korban tewas berjumlah 13, kemudian berubah jadi 16. Namun, berdasarkan data terbaru, kini jumlahnya bertambah menjadi 18 orang
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, JAKARTA — Jumlah korban tewas dalam kecelakaan antara bus Metromini jurusan Kota-Kalideres dan KRL Commuter Line di Tubagus Angke, Jakarta Utara, tercatat sebanyak 18 orang.
Korban meninggal ini termasuk sopir dan kenek Metromini.
"Semula korban tewas berjumlah 13, kemudian berubah jadi 16. Namun, berdasarkan data terbaru, kini jumlahnya bertambah menjadi 18 orang," ujar Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Musyafak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015), sore.
Asmadi (34), sopir Metromini yang tertabrak commuter line di pelintasan Tubagus Angke, Jakarta Barat, meninggal dunia di RS Sumber Waras.
Asmadi meninggal setelah sempat mengalami masa kritis dan dirawat di RS tersebut.
"Tadi pukul 14.15, korban yang bernama Asmadi meninggal dunia," kata salah seorang dokter yang menangani Asmadi, Siana Djaja.
Informasi dari kepolisian menyebutkan, Asmadi berasal dari Purwawinangun, Kuningan, Jawa Barat.
Selain sopir, kernet bus Metromini juga tewas.
Kernet yang diketahui bernama Agus Muhammad Irfan (37) juga sempat menjalani perawatan di RS Sumber Waras.
"Sempat dirawat, tetapi meninggal. Itu kernetnya," ujar salah seorang petugas rumah sakit.
Data kepolisian menyebutkan, Agus beralamat di Kampung Darawati, Cipatujang, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sementara itu, jasad korban yang dibawa ke RSCM sebanyak 15 orang. RSCM belum mengeluarkan data korban.
Adapun tiga korban tewas berada di RS Sumber Waras.
Terdapat enam orang korban yang mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.
"Korban luka-luka di RS Sumber Waras ada dua orang, untuk di RS Tarakan ada seorang, dan di RS Atmajaya tiga korban," kata Kombes Musyafak.
Tabrakan antara metromini B80 bernomor polisi B 7760 FD dan KRL terjadi sekitar pukul 08.45 WIB.
Sejumlah saksi mengatakan, sebelum kejadian, pintu pelintasan kereta telah menutup.
Namun, ada sebagian ruas jalan yang tak terhalang pintu.
Metromini menerobos lewat celah tak berpalang pintu tersebut.
Penjaga jalur lintasan (PJL) di pelintasan kereta Angke menjadi saksi tabrakan antara bus Metromini B 80 jurusan Grogol-Kalideres dan commuter line di pintu pelintasan Tubagus Angke, sebelum Stasiun Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Penjaga pintu pelintasan, Endang, menuturkan, ketika ada informasi kereta akan melintas di lintasan yang dijaganya, sesuai dengan prosedur, dia pun menutup palang pelintasan saat kereta berjarak 700 meter.
Namun, beberapa saat kemudian, Endang, yang sedang berdiri di depan pos jaga dan menunggu kereta lewat, melihat sebuah bus Metromini masuk menerobos palang.
"Saya sudah bilang awas ada kereta, tetapi dia tetap nyerobot masuk. Padahal, kereta sudah dekat," kata Endang di lokasi kejadian, Minggu (6/12/2015) siang.
Palang pelintasan Tubagus Angke kebetulan memang tidak menutup semua badan jalan.
Ada ruang celah tidak tertutup yang digunakan sang sopir metromini untuk masuk menyerobot.
"Dia masuk dari kanan (celah). Andai saja dia berhenti di rel jalur satu, Insya Allah dia masih selamat, tetapi dia sudah di jalur dua kereta. Saya sudah teriak ada kereta padahal. Ya kena, saya (langsung bilang) Allahu Akbar," ujar Endang.
Saat itu, lanjutnya, bus langsung ikut terseret kereta. Akibatnya, belasan penumpang bus pun tewas dalam kejadian ini.