Atas Perintah Presiden Soekarno, Makam Raden Saleh Dipugar Oleh Arsitek Pendiri Masjid Istiqlal
Isun turut menyaksikan Soekarno berpidato.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Suut Amdani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR SELATAN - Kondisi makam maestro pelukis Indonesia, Raden Saleh Sjarif Bustaman kini telah rapi dan terawat.
Makan dengan pusara berwarna putih dijaga oleh seorang juru pelihara, Isun Sunarya selama lebih dari 62 tahun.
Makam Raden Saleh ini ditemukan tak sengaja oleh Mas Adoeng Wiraatmadja sekitar tahun 1923.
"Saat itu kondisinya masih banyak ilalang, dan saat ditemukan kondisinya memprihatinkan," kata Isun kepada TribunnewsBogor.com, Senin (11/1/2016).
Waktu itu, lanjutnya, makan tersebut hanya dibersihkan ilalangnya.
Marmernya juga masi berwarna hitam dan di atasnya terdapat tulisan berbahasa Belanda.

TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana Aditama
Di tahun 1953, Presiden Soekarno menyempatkan diri untuk berkunjung ke Makam Raden Saleh ini yang berada di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.
"Tahun 1953 Presiden Soekarno sedan di Istana Batutulis, lalu dia dengar kalau di Bogor ada Makam Raden Saleh. Waktu itu saya masih SMP. Soekarno dateng ke sini sambil berpidato," tuturnya.
Isun turut menyaksikan Soekarno berpidato.
Soekarno sangat memuja Raden Saleh karena karyanya banyak mencerminkan perjuangan bangsa.
Saat berkunjung, Soekarno juga meminta agar makam dipugar.
Ia menunjuk F. Silaban, seorang arsitek yang mendesain Masjid Istiqlal.
"Pak Silaban mendesain pemugaran makam. Ia membuat monumen, terus ada tulisan Makam Raden Salehnya," tuturnya.
Monumen tersebut berbentuk tembok setinggi sekitar tiga meter dan lebar sepuluh meter ini terletak di samping makam Raden Saleh.
Di tahun yang sama, Soekarno dan Silaban juga membangun Taman Makam Pahlawan Kalibata.
"Saat peresmian, Bung Karno berpesan kepada Mas Adoeng 'tolong rawat baik-baik'. Dan saat itu, saya melanjutkan untuk ikut merawat makam Raden Saleh," kata Isun.
