Menelusuri 'Istana' Ahmad Mushadeq di Gunung Bunder Bogor

Villa bekas Ahmad Mushadeq cukup besar dengan halaman yang luas sehingga lebih pas disebut 'Istana'.

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Soewidia Henaldi
TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya
Villa Ahmad Musadeq, di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, PAMIJAHAN - Nama Ahmad Musadeq kembali mencuat setelah disebut-sebut sebagai salah satu pendiri Organisasi massa (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Pria yang pernah tersangkut kasus penistaan agama karena mengaku sebagai Nabi itu belum diketahui keberadaannya.

TribunnewsBogor.com mencoba menelusuri lokasi tempat tinggal Ahmad Mushadeq di Kampung Cimudal, RT 3/9, dan RW 8, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, berada di tengah kawasan wisata alam Gunung Salah Endah (GSE).

Warga lebih akrab menyebut daerah itu dengan sebutan kawasan Gunung Bunder.

Kawasan termasuk areal wisata alam yang berada tepat di kaki Gunung Salak.

Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Kota Bogor untuk sampai di daerah Gunungbunder.

Di lokasi ini terdapat pemandian air panas, Curug Cigamea, Curug Gunung Seribu, Curug Ngumpet, Curug Pangeran, Kawah Ratu dan Curug Cihurang.

Ada banyak penginapan, villa dan bumi perkemahan di lokasi tersebut.


TribunnewsBogor.com/Ardhi Sanjaya

Dari puluhan villa, salah satunya bekas milik Ahmad Musadeq.

Ada dua villa milik pria tersebut.

Villa cukup besar dengan halaman yang luas sehingga lebih pas disebut 'Istana'.

Informasi yang dikumpulkan dari warga setempat, lokasi villa Musadeq yang pertama ada di dekat loket retribusi, tepat di RW 8 Namun, TribunnewsBogor.com, tidak berhasil menemukan lokasi villa itu karena bangunannya sudah berubah.

TribunnewsBogor.com kemudian mencari villa kedua yang berada di RT 3/9.

Setelah berputar-putar selama 20 menit, TribunnewsBogor.com akhirnya menemukan villa tersebut.

Untuk masuk ke lokasi 'Istana' Ahmad Musadeq, harus melalui jalan beton yang hanya cukup untuk satu kendaraan.

Sekitar 300 meter melintasi jalan itu, terdapat sebuah bangunan yang dikeliling pagar bambu.

Pantauan TribunnewsBogor.com, ada empat bangunan di lokasi dengan luas sekitar 3.000 meter persegi itu.

Di depan bangunan terdapat sebuah pendopo dengan meja tenis.

Ada pula pendopo berukuran lebih kecil di sisi pekarangan.

Sebuah bangunan utama tingkat dua ada di pojok halaman.

Seorang penjaga villa membenarkan kalau bangunan mewah itu dulu milik Ahmad Musadeq.

Saat ditanya bangunan villa itu, dia menjelaskan ada empat kamar tidur besar dengan beberapa kamar mandi dan ruang tamu.

"Kalau dapurnya terpisah, tuh disana," kata Jaenal (38) seorang penjaga villa sambil menunjuk sebuah bangunan kecil di sisi kiri villa.

Kertas Putih

Kertas putih dibungkus plastik yang dipasang di sebuah tiang listrik beberapa meter sebelum villa bekas Ahmad Mushadeq bisa menjadi petunjuk keberadan pria tersebut di Bogor.

Kertas itu bertuliskan "Seluruh Jagad Raya Adalah Ayat Bagi Orang-orang Yang Berpikir".

Tidak jauh dari lokasi kertas itu, sebuah bangunan mewah dua lantai berdiri megah.

Villa dengan dominasi warna coklat itu berada di Kampung Cimudal, RT 3/9, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

TribunnewsBogor.com mencoba untuk memasuki rumah tersebut. Rumah berwana coklat gading, tampak sepi.

Pekarangan dan sebuah bangunan rumah sederhana yang tampak lebih dulu saat memasukinya. Rumah itu, dihuni oleh seorang lelaki berkulit hitam dan berambut cukup panjang.

"Dulu memang ini punya Mushadeq, cuma sekarang sudah pindah tangan," kata penjaga villa, Jaenal (38), kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (13/01/2016).

Ada empat bangunan di kawasan seluas tiga ribu meter persegi tersebut. Pendopo dengan meja tenis yang terlipat di dalamnya.
Ada pula pendopo berukuran lebih kecil di sisi pekarangan.

"Pendopo yang dulu dipakai bertapa Musadek sudah tidak ada, kan di bakar sama warga, adanya di pekarangan bawah," kata Jaenal.

Sebuah bangunan utama tingkat dua ada di pojok halaman. Empat kamar berukuran besar di dalamnya. Sementara dapur berada terpisah dari bangunan utama.

"Dapur itu baru dibangun sama bos," terangnya.

Ada pula kolam renang tidak berair di bawah bangunan utama. "Suka dipakai berenang kelompoknya Musadek kalau waktu dulu mah," katanya.

Saat ini, villa tersebut sudah dimiliki oleh seorang pengusaha asal Jakarta. "Bos mah jarang kesini, sudah empat tahun tidak kesini, cuma supirnya saja yang rutin setiap bulan nganterin gaji saja," katanya.

Pada tahun 2005 lalu, rumah ini ramai didatangi oleh berbagai kalangan masyarakat. Ahmad Mushadeq, Pimpinan dari kelompok Al Qiyada Al Muslimah, kerap terlihat dilingkungan ini dan melakukan berbagai kegiatan di rumah tersebut.

Kini, lelaki yang pernah mengaku senagai Nabi itu, kembali ramai dipergunjingkan oleh masyarakat akibat namanya kembali mencuat seiring pelarangan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).(*)  

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved