Demo Tolak SSA
Sopir Cari Rejeki Jadi Pedagang, Ojek, hingga Pak Ogah Selama Angkot Mogok Massal
Sempat kantongi Rp200 ribu, kini Rp 40 ribu sehari.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Suut Amdani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TIMUR - Mencoba profesi baru sebagai tukang ojek, penghasilan pengemudi angkutan umum kembali menurun.
Mungkin kini, para sopir angkot di Kota Bogor yang melakukan mogok narik sedang memutar otaknya agar tetap mendapat penghasilan.
Menurut pengemudi angkot trayek 06 jurusan Ciheleut Ramayana, Aceng (38), sejak rekan-rekannya melakukan aksi unjuk rasa, dirinya memutuskan untuk beralih profesi menjadi tukang ojek.
"Bukan saya tidak berani narik, cuma siapa yang tahu kalau lagi narik ada yang ngelempar atau gimana," kata warga Ciheleut, Bogor Timur, Kota Bogor kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (29/4/2016).
LIHAT VIDEONYA:
Waktu Rabu (27/4/2016), penghasilannya membawa penumpang menggunakan motor bisa mendapat Rp 200 ribu dalam satu hari.
Aceng bersama rekan yang mengemudi trayek sama, mangkal di Jalan Pajajaran, Bogor Timur, depan Masjid Raya.
"Itu dapat bersih karena kan ini motor saya sendiri," ujarnya.
Penumpang yang kebingungan menjadi celahnya untuk mencari rejeki di bidang lain.
Namun, sikap Pemerintah Kota Bogor yang menurunkan bus dan truk milik Satpol PP Kota Bogor, Transpakuan dan TNI, berimbas pula pada penghasilannya.
"Jadi sepi lagi deh sekarang, paling dapat Rp 40 ribu," kata ayah satu anak ini.
Menurutnya, bukan hanya dirinya saja yang beralih profesi sementara.

Tribunnewsbogor.com/Ardhi Sanjaya
Banyak di antara rekannya yang beralih menjadi pedagang, bahkan menjadi 'pak ogah'.