Hibur Pengendara yang Kejebak Macet, Badut Ini Dapat Uang Banyak

Sesekali anak-anak kecil mengeluarkan tangannya dari jendela mobil sambil memberikan uang.

Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Soewidia Henaldi
TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana
Macetnya jalur Puncak jadi berkah tersendiri buat badut ini. Dari sehari dia bisa mendapatkan uang hingga Rp 300 ribu. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI - Meski dianggap sebagai momok menakutkan, kemacetan di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat selama libur panjang ini justru membawa berkah bagi sebagian orang.

Salah satunya dirasakan Andi Rahman Setiawan (24).

Pria yang berprofesi sebagai badut jalanan ini memanfatkan kemacetan di jalur Puncak untuk meraup rezeki.

Ditengah terik matahari dan panasnya aspal jalanan, pria yang mengenakan kostum karater Marsha ini sibuk menyapa pengendara mobil yang terjebak kemacetan.

Saat itu, arus lalu lintas sedang diberlakukan satu arah ke atas.

Tangannya melambai-lambai ke setiap mobil yang melewatinya.

Sesekali anak-anak kecil mengeluarkan tangannya dari jendela mobil sambil memberikan uang.

"Saya di sini dari pukul 10.00 WIB, sekarang pukul 11.30 WIB mau istirahat dulu nunggu Jumatan," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (6/5/2016).

Dia sengaja mangkal di Simpang Gadog karena arus lalu lintas sedang padat.

Sudah dua minggu Andi mencari nafkah di tengah padatnya jalur menuju Puncak ini.


TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana

"Kemarin juga saya di sini. Duaan sama teman saya. Ya lumayan kemarin aja dapat Rp 325 ribu. Kalau sekarang paling dapat Rp 100 ribu lebih lah," terangnya.

Saat hari biasa, ia selalu mangkal di tengah kota, tepatnya di Simpang Jalan H Djuanda dan seputar Kebun Raya Bogor (KRB).

Dalam sehari bisa mengantungi uang rata-rata sebesar Rp 300 ribu.

"Kadang kalau lagi rame bisa Rp 450 ribu. Jadi kalau masalah gedean mana, saya ngerasa masih gedean di Kota dibanding di Puncak," kata pria asal Sukabumi ini.

Bahkan, Andi mengaku penghasilannya pada bulan kemarin mencapai Rp 8 juta.

Selama ini pria bertubuh kecil itu bekerja mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

"Saya istirahat paling sebentar aja, kalau lagi ngerasa kepanasan baru minggir," kata ayah dari seorang anak ini.


TribunnewsBogor.com/Yudhi Maulana

Selama libur panjang pekan ini, Andi berencana untuk terus mangkal di Jalur Puncak.

"Rencana siang ini saya mau pindah ke Megamendung, karena disana pasti macet dan biasanya yang ngasih banyak," ujarnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved