Ziarah Masjid di Bogor

Megahnya Bangunan Masjid Harakatul Jannah, Dibangun dari Uang Tabungan

Kubah besar itu berada di sisi bagian tengah bangunan masjid, dan menjadi kubah utama di antara kubah lainnya yang berukuran lebih kecil.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti
Masjid Agung Harakatul Jannah yang berlokasi di Jalan Raya Puncak, Gadogm Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEGAMENDUNG - Bagi Anda yang sudah berkunjung ke wilayah puncak, pasti pernah melihat bangunan megah di sisi kanan simpang Gadog, dari arah Gerbang Tol (GT) Ciawi.

Ya, bangunan itu adalah Masjid Agung Harakatul Jannah, yang terlihat sangat mencolok jika dilihat dari Jalan Raya Puncak.

Sebuah kubah tembaga berukuran besar menyerupai bangunan kubah Taj Mahal di India sangat mencuri perhatian.

Kubah besar itu berada di sisi bagian tengah bangunan masjid, dan menjadi kubah utama di antara kubah lainnya yang berukuran lebih kecil.

Bentuknya menyerupai bawang dengan sisi bawahnya berbentuk silinder.

Selain kubah utama tadi, masjid ini memiliki enam kubah yang berukuran lebih kecil, semua kubah itu terbuat dari bahan tembaga.

Tak hanya bentuk kubahnya yang menonjol, masjid ini juga menampilkan berbagai arsitektur bergaya rumah adat minang di bagian gerbangnya.

Sejarah pembangunan Masjid Agung Harakatul Jannah di Jalan Raya Puncak KM 71, Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini dimulai dengan menggunakan biaya umroh.

Masjid ini didirikan oleh mantan Wali Kota Jakarta Selatan yang saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman, H Syahrul Effendi, pada Tahun 2006.

Bersama istirnya, Hj Astati, Syahrul memutuskan untuk mengurungkan niat pergi umrah demi membangun sebuah masjid.

"Jadi uang tabungan yang harusnya digunakan untuk umrah, akhirnya digunakan untuk pembangunan awal masjid ini," kata pengurus DKM Masjid Harakatul Jannah, Agus Mulyana kepada TribunnewsBogor.com.

Niatnya itu kemudian diaplikasikan di lahan kosong seluas 1,1 hektare yang dibelinya pada Tahun 2004.

"Kalau orang lain punya lahan di tempat strategis seperti ini mungkin membangun hotel atau restoran, tapi beliau lebih memilih membangun masjid untuk tempat peristirahatan pengunjung yang akan ke puncak," ujarnya.

Keinginannya untuk membuat sebuah masjid juga merupakan pesan ibunya, yang menginginkan anaknya membangun sebuah masjid yang bagus jika memiliki kemampuan.


TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianty
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved