Di Indonesia Juga Ada Sosok Mak Lampir, Tak Kalah Seram dengan Hantu Valak di Film Conjuring 2

wanita tua berambut panjang warna putih dan suka tertawa dengan suara melengking

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya

Sang Sunan mengamati anak buahnya dan mengusulkan Kyai Ageng Prayogo untuk memimpin penyerbuan tersebut, karena ia melihat ada cahaya di dahinya.

Nun jauh di sarang Mak Lampir, beliau merasakan hatinya berdebar - debar dan meramal melalui mangkuk di air untuk menguntit rapat di istana Raden Patah.

Ia murka akan rencana kerajaan Demak, dan menyantet Kyai Ageng Prayogo.
Prayogo menemukan barang - barang di sekitarnya bergemuruh dan dirinya diserang oleh kucing hitam yang berubah menjadi ular kobra.

Dengan kesaktiannya, ia mampu membela dirinya dan menghancurkan ular santet itu. Pada saat itu juga, Sunan Kudus mengucapkan salam dari pintunya dan menghampiri Prayogo, yang mengatakan bahwa Prayogo sedang dicoba oleh musuh.
Ia mengingatkan Prayogo bahwa musuhnya bukan orang sembarangan, dan memberikannya tongkat sakti.

Ia mengatakan bahwa Mak Lampir tidak bisa mati, karena menguasai ilmu hitam.
Satu - satunya cara untuk membinasakannya adalah mengurungnya di peti kayu besi hitam yang dipantek dengan pantek emas di setiap sudut.

Mak Lampir, yang menguntit dari mangkuk ramalan di sarangnya, merasa terlawan oleh Sunan Kudus, yang ia merasa tidak bisa ia tandingi.

Karena itu, ia memutuskan untuk mencari bantuan ke Ratu Pantai Selatan, Gusti Roro Kidul.

Keesokan harinya, ia dan murid - muridnya bergegas ke Pantai Selatan dan menyiapkan sesajen (kepala kerbau, burung gagak, makanan dan dupa) yang digunakan untuk memanggil Gusti Roro Kidul yang kemudian di hanyutkan di ombak.

Gusti Roro Kidul pun nampak dari air bersama dayang - dayangnya, dan menanyakan apa mau Mak Lampir.

Mak Lampir mengatakan ingin minta pertolongannya untuk melawan Sunan Kudus.

Sang Ratu mengatakan sebaiknya ia mengalah dan minta ampun, karena Sunan Kudus punya tentara dari langit yang tidak bisa ia lihat (malaikat).

Mak Lampir memaksa bahwa Sang Ratu harus menolongnya, dan Sang Ratu pun setuju.

Ia pun memberikannya cambuk sakti yang harus direndam dalam darah dan dibarengi dengan pengorbanan 7 bayi suci.

Kyai Ageng Prayogo dan pasukannya sudah dalam perjalanan ke lereng Gunung Lawu.

Sesampainya pasukan itu ke lereng Gunung Lawu, Mak Lampir dan murid - muridnya sudah siap untuk bertarung dan pertarungan pun berlangsung.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved