Di Indonesia Juga Ada Sosok Mak Lampir, Tak Kalah Seram dengan Hantu Valak di Film Conjuring 2
wanita tua berambut panjang warna putih dan suka tertawa dengan suara melengking
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sosok Valak, hantu di Film 'The Conjuring 2' kini sedang marak diperbincangkan.
Bukan tanpa sebab, wajah seram hantu menyerupai biarawati ini jadi alasan mengapa dia sangat ditakuti.
Sejak rilis pada 10 Juni 2016 lalu, film The Conjuring 2 tak hentinya diperbincangkan.
Tapi, masih ingatkah Anda pada sosok ciptaan Indonesia yang juga sangat ditakuti.
Nah, ini dia sosok Mak Lampir yang kini hampir terlupakan oleh masyarakat Indonesia.
Mak Lampir hadir di sebuah kolosal di tahun 1999 sampai 2006.
Saat itu, wanita tua berambut panjang warna putih dan suka tertawa dengan suara melengking ini bermain dalam kolosal berjudul 'Misteri gunung Berapi'.
Seperti dikutip di Wikipedia, sinetron kolosal produksi Genta Buana Pitaloka yang ditayangkan di Indosiar pada tahun 1999 dan berakhir pada tahun 2005.
Pemain utama di sinetron ini ialah Farida Pasha,Marcelino,Yuni Sulistyawati,Rizal Djibran,Wulan Guritno,Monica Oemardi dan masih banyak lagi.
Film ini berkisah tentang, Mak Lampir dikurung di peti mati bertuliskan ayat Alquran oleh Kyai Ageng Prayogo, utusan Sunan Kudus yang diperintahkan oleh Sang Sultan, Raden Patah untuk memusnahkan ajaran sesat Mak Lampir dan menghancurkan jerumunnya.
Ceritanya kemudian mundur ke kejadian - kejadian yang mengarah ke pertarungan itu. Mak Lampir, sehabis mengorbankan seorang bayi, berbicara kepada para pengikut Anggrek Jingga mengenai kekuatannya yang ia dapatkan dari Dewa Batara Kala di sarangnya, Gua Setan.
Sementara itu, Raden Patah mengadakan pertemuan dengan dewannya mengenai Mak Lampir, yang sedang maraknya meneror kerajaan.
Ia bertanya kepada Syekh Sunan Kudus siapakah yang paling pantas untuk memimpin penyerbuan perguruan Anggrek Jingga di lereng Gunung Lawu.
Sang Sunan mengamati anak buahnya dan mengusulkan Kyai Ageng Prayogo untuk memimpin penyerbuan tersebut, karena ia melihat ada cahaya di dahinya.
Nun jauh di sarang Mak Lampir, beliau merasakan hatinya berdebar - debar dan meramal melalui mangkuk di air untuk menguntit rapat di istana Raden Patah.
Ia murka akan rencana kerajaan Demak, dan menyantet Kyai Ageng Prayogo.
Prayogo menemukan barang - barang di sekitarnya bergemuruh dan dirinya diserang oleh kucing hitam yang berubah menjadi ular kobra.
Dengan kesaktiannya, ia mampu membela dirinya dan menghancurkan ular santet itu. Pada saat itu juga, Sunan Kudus mengucapkan salam dari pintunya dan menghampiri Prayogo, yang mengatakan bahwa Prayogo sedang dicoba oleh musuh.
Ia mengingatkan Prayogo bahwa musuhnya bukan orang sembarangan, dan memberikannya tongkat sakti.
Ia mengatakan bahwa Mak Lampir tidak bisa mati, karena menguasai ilmu hitam.
Satu - satunya cara untuk membinasakannya adalah mengurungnya di peti kayu besi hitam yang dipantek dengan pantek emas di setiap sudut.
Mak Lampir, yang menguntit dari mangkuk ramalan di sarangnya, merasa terlawan oleh Sunan Kudus, yang ia merasa tidak bisa ia tandingi.
Karena itu, ia memutuskan untuk mencari bantuan ke Ratu Pantai Selatan, Gusti Roro Kidul.
Keesokan harinya, ia dan murid - muridnya bergegas ke Pantai Selatan dan menyiapkan sesajen (kepala kerbau, burung gagak, makanan dan dupa) yang digunakan untuk memanggil Gusti Roro Kidul yang kemudian di hanyutkan di ombak.
Gusti Roro Kidul pun nampak dari air bersama dayang - dayangnya, dan menanyakan apa mau Mak Lampir.
Mak Lampir mengatakan ingin minta pertolongannya untuk melawan Sunan Kudus.
Sang Ratu mengatakan sebaiknya ia mengalah dan minta ampun, karena Sunan Kudus punya tentara dari langit yang tidak bisa ia lihat (malaikat).
Mak Lampir memaksa bahwa Sang Ratu harus menolongnya, dan Sang Ratu pun setuju.
Ia pun memberikannya cambuk sakti yang harus direndam dalam darah dan dibarengi dengan pengorbanan 7 bayi suci.
Kyai Ageng Prayogo dan pasukannya sudah dalam perjalanan ke lereng Gunung Lawu.
Sesampainya pasukan itu ke lereng Gunung Lawu, Mak Lampir dan murid - muridnya sudah siap untuk bertarung dan pertarungan pun berlangsung.
Mak Lampir bertarung silat dengan Kyai Ageng Prayogo, dan terlihat bahwa keduanya adalah lawan yang seimbang.
Mak Lampir pun mendemonstrasikan cambuk saktinya yang mampu mengeluarkan gelombang ledakan bila di pecutkan.
Mereka pun bertarung di atas air, dan Mak Lampir isi perutnya dikeluarkan oleh Kyai Ageng Prayogo, dan organ - organ tubuhnya pun tenggelam ke dasar air.
Aksi ini ternyata sia - sia, karena kemudian bagian tubuhnya bersatu lagi dan Mak Lampir hidup kembali.
Namun Kyai Ageng Prayogo mampu mengurung Mak Lampir di dalam peti tersebut, menyimpan peti itu di sarang Mak Lampir.
Sebelum Prayogo pergi, Mak Lampir bersumpah ia akan membalas dendamnya ke keturunan Prayogo suatu hari nanti.
Prayogo pun meruntuhkan sarang Mak Lampir dan pasukan Demak pun berlari keluar.
Begitulah kira-kira penggalan ceritaq dari film ini.
Lalu siapakah sosok Mak Lampir ?

Net
Dialah Farida Pasha, wanita kelahiran tahun 1952.
Namanya mencuat pada tahun 1977 lewat judul film, 'Guna-guna Istri Muda'.
Sejumlah film diperaninya, mulai dari Senyummu Adalah Tangisku (1980), Nenek Grondong (1982), I.Q. Jongkok (1981), sampai terakhir di Mama Minta Pulsa (2012).
Sampai saat ini belum terdengar lagi kabar dari Farida.

Youtube
Tapi dia menurunkan bakatnya berakting ke cucunya, Ify Blink.
Gadis cantik bernama asli Alyssa Saufika ini merupakan wanita kelahiran 1996.
Dia adalah seorang penyanyi yang dikenal saat mengikuti ajang pencarian bakat.