Mudik Lebaran 2016
Google Doodle Ikut Rayakan Musim Mudik Lebaran 2016, Ini Sejarahnya
Mudik adalah kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya.
Penulis: Bima Chakti Firmansyah | Editor: Bima Chakti Firmansyah
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Bima Chakti Firmansyah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Memasuki H-2 perayaan Idul Fitri 1437 H, arus mudik terus meningkat.
Masyarakat Indonesia yang tinggal di perkotaan, beramai-ramai pulang ke kampung halamannya.
Tujuannya untuk merayakan hari besar agama Islam tersebut bersama sanak keluarga di kampung.
Eufira mudik tahun ini juga ternyata diramaikan oleh Google.
Dimana hari ini, Senin (4/7/2016) Google Doodle mengengkat tema Musim Mudik 2016.
Dalam gambar musim mudik diilustrasikan menampilkan gambar seorang pengendara sepeda motor sedang membawa kotak bertuliskan 'G' di bangku belakang.
Kemudian nampak pasangan keluarga muda yang sedang menenteng barang bawaan.
Dimana seorang ibu menenteng kotak bertuliskan huruf 'O'.
Sementara ayah sedang memanggul kotak berhuruf 'O' sambil merangkul anaknya.
Selanjutnya itu ada pula ibu-ibu sedang duduk manis dengan anak kecil di atas kotak berhuruf 'G'.
Kemudian ada pula pemuda menggunakan ransel lewat di depan kotak berhuruf 'E'.
Perayaan Idul Fitri di Indonesia memang sesuatu hal yang spesial.
Kegiatan mudik yang terjadi pun spesial karena berbeda dengan di negara-negara lainnya.
Dikutip dari laman Wikipedia, mudik adalah kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya.
Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran.
Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua.
Transportasi umum yang digunakan antara lain pesawat terbang, kereta api, kapal laut, bus.
Atau kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor, bahkan truk dapat digunakan untuk mudik.
Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Bangladesh.
Jumlah mudik lebaran yang terbesar dari Jakarta adalah menuju Jawa Tengah.
Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2014 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang.
Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.
Bahkan menurut data Kementerian Perhubungan Indonesia menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng dan 39% Jatim.
Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya.
Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 Juta dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta.
Etimologi
Kata mudik berasal dari kata "udik" yang artinya selatan atau hulu.
Pada saat itu di Jakarta ada wilayah yang bernama Meruya Udik, Meruya Ilir, Sukabumi Udik, Sukabumi Ilir, dan sebagainya.
Pada saat Jakarta masih bernama Batavia, suplai hasil bumi daerah kota Batavia diambil dari wilayah-wilayah di luar tembok kota di selatan.
Karena itu, ada nama wilayah Jakarta yang terkait dengan tumbuhan, seperti Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kebon Nanas, Kemanggisan, Duren Kalibata, dan sebagainya.
Para petani dan pedagang hasil bumi tersebut membawa dagangannya melalui sungai.
Dari situlah muncul istilah milir-mudik, yang artinya sama dengan bolak-balik.
Mudik atau menuju udik saat pulang dari kota kembali ke ladangnya, begitu terus secara berulang kali.
Angkutan mudik
Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem transportasiny.
Pasalnya secara bersamaan jumlah masyarakat menggunakan angkutan umum atau kendaraan melalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan penumpang atau pemakai perjalanan menghadapi kemacetan, penundaan perjalanan.(*)