Jelang Pilkada DKI
PDI-P Pikir Ulang untuk Mengusung Ahok Jika Dilihat Dari Rekam Jejak Loyalitasnya
Parpol-parpol yang sudah mendukung pun perlu berpikir lagi untuk dukungannya pada Ahok, kalau tidak hendak menjadi korban pragmatisme Ahok.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut tidak membutuhkan PDI-P, melainkan hanya Ketua DPP PDI-P bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat dinilai merupakan upaya untuk mengadu domba Djarot dengan PDI-P.
Hal itu dikemukakan oleh Ketua DPP PDI-Perjuangan Andreas Hugo Pareira.
Ia menilai Basuki atau Ahok sudah memainkan politik memecah belah.
Andreas pun menilai Ahok hanya melihat parpol sebagai alat untuk mencapai kekuasaan di Jakarta. Dia mengatakan PDI-P perlu berfikir ulang untuk mengusung Ahok di Pilkada DKI 2017.
"Dengan track record loyalitasnya yang buruk, political tricky-nya yang sangat licin, saya kira bukan hanya PDI Perjuangan yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok," ujar Andreas melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (20/8/2016).
"Parpol-parpol yang sudah mendukung pun perlu berpikir lagi untuk dukungannya pada Ahok, kalau tidak hendak menjadi korban pragmatisme Ahok," tambah Andreas.
Sebelumnya, Ahok mengatakan, kedatangannya ke kantor DPPPDI-P, di Jalan Diponegoro, Jakarta, bukan untuk mendaftarkan diri sebagai bakal cagub DKI dari PDI Perjuangan. Bukan juga untuk meminta dukungan dari PDI-P.
Ahok mengaku datang ke sana hanya untuk meminta izin berpasangan kembali dengan Ketua DPP PDI-P Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI 2017.
"Saya enggak minta (dukungan) PDI-P loh, saya minta Djarot mau enggak ikut saya jadi wakil," tambah Ahok. (Baca: Ketua DPP PDI-P Sebut Ahok Adu Domba Djarot dengan Partainya)