Mengenaskan Penyakit yang Diderita Wanita Ini, Warga Kumpulkan Uang untuk Pengobatan
Sejak enam tahun lalu kedua kakinya membesar sehingga dia tidak bisa melakukan aktifitas seperti wanita lainnya.
Penulis: Damanhuri | Editor: Soewidia Henaldi
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CITEUREUP - Warga kampung Setu RT 3/5 Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup , Kabupaten Bogor sempat mengumpulkan uang untuk membantu pengobatan Unih (40) korban penderita penyakit kaki gajah.
Makmur Tarigan (63) tetangga korban mengatakan, dirinya sempat meminta bantuan kepada masyarakat sekitar untuk membantu biaya berobat.
"Dulu sempat menghimpun dana dari tiap RT untuk membantu berobat," katanya kepada TribunnewsBogor.com pada Selasa (30/8/2016).
Dia juga menyesalkan langkah Puskesmas yang seolah tidak tanggap terhadap warganya itu.
"Warga satu Desa disini sudah tau semua kalau ibu Unih sakit kaki gajah, tapi pihak puskesmas diam saja, padahal mereka tau dari dulu," kata dia.
Saat itu, kata dia, Unih berobat sendiri setelah mendapat rujukan untuk berobat ke RS Fatmawati, Jakarta.
"Yang berat itu ongkosnya soalnya harus bolak-balik kesana, pas mau operasi saja harus nyewa mobil todqk diatar mengunakan ambulans," katanya.
Saat ini, kondisi kesehatan unih sudah semakin menurun.
Bahkan, salah satu kaki kanannya bolong dan mengeluarkan cairan sehingga harus ditutup perban.
Unih juga takut jika kakinya tersebut mengalami infeksi.
Keluarga korban, Rumaiah mengatakan, jika saudaranya itu sampai mengadaikan sepeda motor untuk biaya berobat kerumah sakit.
"Sampai sekarang saja motornya belum ditebus untuk biaya berobat," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, penyakit kaki gajah yang diderita Unih membuat wanita itu hanya bisa terbaring lemah di rumahnya di warga kampung Setu RT 3/5 Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Sejak enam tahun lalu kedua kakinya membesar sehingga dia tidak bisa melakukan aktifitas seperti wanita lainnya.
Berbagai cara pengobatan sudah dilakukannya untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut.
Namun, karena keterbatasan biaya membuat dia menghentikan pengobatan.
"Sempat dibawa ke RSUD Cibinong, tapi karena uangnya gak cukup akhirnya pulang lagi dan melakukan pengobatan alternatif," ujarnya, Selasa (30/8/2016).
Semakin lama kedua kaki nenek tua ini semakin membesar dan membuatnya tidak bisa lagi berjalan.
Tahun lalu pihak keluarga kembali membawa Unih ke RSUD Cibinong lantaran melihat kondisinya semakin parah.
Saat itu, pihak RSUD Cibinong merujuk Unih untuk melakukan pengobatan di RS Fatmawati Jakarta untuk segera dilakukan operasi.
"Waktu itu pernah dioperasi di RS Fatmawati pakai biaya sendiri karena engga punya kartu BPJS Kesehatan," katanya.
Namum, operasi yang pernah dilakukan tidak membuat perubahan pada kakinya itu.
"Katanya harus dioperasi lagi, tapi saya sudah engga punya uang lagi untuk berobat kerumah sakit. Sekarang ini minum obat dari apotik saja untuk mengurangi rasa sakit yang harganya cuma Rp 20 ribu," katanya.
Saat ini, dirinya hanya menunggu keajaiban untuk bisa sembuh dan berharap ada bantuan dari pemerintah untuk mengobati penyakit yang dideritanya itu.(*)