Breaking News

Menuju Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan Dulu Getol Menyindir Prabowo, Sekarang Malah Dicalonkan Cagub DKI

Suatu ketika, Anies Baswedan tidak sependapat dengan hasil survei Indo Barometer mengenai ketegasan Prabowo.

TribunnewsBogor.com/Dokumen
Anies Baswedan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -Anies Baswedan dan Sandiaga Uno secara resmi telah diusung sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 dari Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Bahkan Ketua Umum Prabowo Subianto memimpin langsung pengumuman kedua nama itu bersama sejumlah petinggi Gerindra dan PKS.

"‎Setelah proses rembuk lebih panjang, kami menetapkan, mencalonkan Anies Rasyid Baswedan sebagai calon gubernur Ibu kota untuk masa bakti 2017-2002."

"Kami juga menetapkan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai calon wakil gubernur DKI," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Jumat (23/9/2016).

Mantan Danjen Kopassus itu menuturkan, proses penjaringan calon gubernur dan wakil gubernur dari koalisi Gerindra-PKS sudah sejak delapan bulan lalu.

Menurutnya, Gerindra dan PKS menyaring aspirasi masyarakat untuk menghadirkan calon yang mampu menyerap aspirasi masyarakat.

"‎Di DKI Jakarta khususnya partai Gerindra dan PKS menangkkap tuntutan rakyat, menangkap harapan rakyat, dan menangkap permintaan rakyat untuk perubahan dasar di DKI," tuturnya.

Menurut Prabowo, masyarakat DKI Jakarta menginginkan adanya pemimpin baru.

Atas aspirasi masyarakat yang menginginkan pemimpin baru, Gerindra-PKS kata Prabowo berusaha sekuat tenaga mencari pribadi-pribadi terbaik bangsa.

"Beliau (Anies) bukan kader Gerindra dan PKS, tapi kami Gerindra dan PKS tidak pandang dari partai. Kami cari yang terbaik yang dipersembahkan untuk Ibu Kota," katanya.

Anies Dulu di Kubu "Seberang"

Pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, Anies Basweda adalah Juru Bicara capres - cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Suatu ketika, Anies Baswedan tidak sependapat dengan hasil survei Indo Barometer mengenai ketegasan Prabowo.

Dalam surveinya, Indo Barometer menilai Prabowo sosok yang tegas.

Saat itulah sebagai juru bicara kubu yang berseberangan, Anies melancarkan sindiran-sindiran.

"Kita malah menganjurkan kepada masyarakat menilai. Coba tunjukkan tiga contoh putusan di mana Pak Prabowo tegas," kata Anies di Hotel Harris, Jakarta, Minggu 29 Juni 2014.

Hal itu diucapkan Anies usai menghadiri diskusi 'The Final Round: Siapakah Pemenang Pilpres 9 Juli 2014'

Anies mempertanyakan konsep Prabowo soal perekonomian dalam debat calon presiden.

"Ekonomi yang open pada market internasional atau nasionalistik tertutup. Retoriknya nasionalis tertutup, tapi ketika diskusi bicaranya terbuka. Di mana tegasnya," terang Anies.

Kedua persoalan bangsa Indonesia yang heterogen tetapi mengakomodasi kelompok-kelompok ekstrimis.

"Ini tegasnya di mana. Menurut saya harus ditunjukkan dan masyarakat harus bertanya ini tegasnya kenyataan atau tegasnya pencitraan," kata Anies. "Kalau tegasnya kenyataan, tunjukkan tiga dampai lima keputusan di mana itu tegas, termasuk itu dalam menyusun koalisi dan dukungan di situ," tambahnya.

Sindiran Kepekaan Prabowo

Pernah pula Anies Baswedan mengatakan capres Prabowo Subianto saat itu tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Menurut Anies, dalam debat Capres putaran dua yang digelar Minggu malam 15 Juni 2014, Prabowo Subianto memaparkan besaran kebocoran anggaran kekayaan negara dengan data yang kurang tepat.

"Aneka kebocoran anggaran yang dipaparkan (Prabowo Subianto) angkanya melencengnya jauh sekali. Itu menunjukan bahwa sense-nya gak ada," ujar Anies dalam diskusi di Executive Menteng, Jakarta, Selasa 17 Juni 2014.

Anies mengatakan Indonesia memiliki GDP (Gross Domestic Product) Rp 10.000 triliun dengan APBN Rp 1.800 triliun sehingga ketika ada yang menyebutkan angka kebocoran anggaran sebesar Rp 7.000 triliun maka itu menandakan tidak adanya kepekaan terhadap kondisi ekonomi saat ini.

"Angka 700 dan 7.000 itu berbeda. Jumlah nol satu saja itu berbeda maknanya, jadi hati-hati dalam membaca data," ujar Anies

Anies yang ketika itu adalah Rektor Universitas Paramadina mengimbau sebaiknya dalam mengutip sebuah data mesti dilakukan dengan teliti dan cermat, sehingga pemahaman yang didapatkan tepat.

"Agak mengganggu kutipan yang tidak tepat. Karena ini masalah yang mendasar menyangkut pengetahuan yang lengkap tentang ekonomi indonesia," ujar Anies.

Iklan Tak Luput dari Sindiran

Masih dalam suasana Pilpres 2014, Anies Baswedan juga menyindir gaya kampanye memakai iklan yang dilakukan bakal calon presiden dari poros Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Kita tahu siapa Prabowo karena sudah beriklan selama 6 tahun di televisi terus-menerus. Cara berpolitik dengan biaya luar biasa mahal, tidak membuat politik menjadi lebih sehat," ujar Anies di sela-sela acara Rakornas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Jakarta, Kamis (29/5/2014).

Menurut Anies, uang dalam jumlah besar untuk beriklan itu seharusnya sudah bisa dialokasikan untuk bantuan pendidikan dan kesehatan.

"Tentu efeknya akan berbeda. Orang akan melihat ini sebagai pemimpin yang ideal," ujar Rektor Universitas Paramadina itu.(*)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved