Mengerikan ! Dokter Temukan Alat Bantu Seks di Dalam Perut Wanita Ini, Penyebabnya Tidak Diduga
Sialnya, saat berhubungan intim vibrator berukuran 7 inci yang mereka gunakan itu masuk dan terjebak di dalam tubuhnya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang guru trainer beberapa waktu lalu dipaksa untuk mengunjungi A & E akibat insiden kecelakaan yang terjadi padanya.
Kecelakaan yang dimaksud di sini bukan kecelakaan lalu lintas dan sebagainya, melainkan kecelakaan di tempat tidur.
Dilansir dari Mirror.co.uk, wanita itu bernama Emma Philips, usia 24 tahun yang berpacaran dengan seorang pemuda bernama Lee Miller.
Emma sebelumnya mengaku malu untuk memeriksakan dirinya ke dokter setelah insiden itu terjadi.
Sebab, kejadian itu menurutnya adalah sebuah insiden yang memalukan yang terjadi antara ia dan pasangannya.
Namun, berkat bujukan beberapa orang akhirnya ia memberanikan diri untuk memeriksakan tubuhnya pasca kecelakaan itu dan mengkonsultasikannya ke dokter ahli.
Kecelakaan tempat tidur ini bukan juga berarti hamil di luar nikah, tapi suatu kecelakaan yang terjadi saat ia bersama kekasihnya sedang melakukan hubungan intim.
Hal itulah yang membuatnya malu untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter.
Kejadian itu berawal dari beberapa waktu lalu, saat ia dan kekasihnya melakukan hubungan suami istri seperti yang biasa mereka lakukan.
Kemudian ia dan kekasihnya memutuskan untuk menggunakan alat bantu seks selama berhubungan intim.
Sialnya, saat berhubungan intim vibrator berukuran 7 inci yang mereka gunakan itu masuk dan terjebak di dalam tubuhnya.
Dokter mengatakan kepada Emma, bahwa ia bisa berakhir dengan kantong kolostomi jika vibrator itu tidak segera dikeluarkan dari dalam tubuhnya.
Akhirnya dokter melakukan tindakan medis untuk mengeluarkan alat itu dari dalam tubuh Emma, dengan begitu nyawanya berhasil diselamatkan.
Berkat keberhasilannya itu, kini Emma ingin meningkatkan kesadaran dan mendorong siapa pun dalam keadaan yang sama untuk mencari bantuan medis.
"Kami tidak akan melakukan apa-apa karena malu, karena ada tabu besar tentang hal itu, padahal kami tahu kami membutuhkan bantuan medis," katanya.
"Saya ingin mengatakan terima kasih yang besar kepada kru ambulans dan staf Rumah Sakit Wrexham yang benar-benar baik, benar-benar meyakinkan dan tidak menghakimi," ujarnya lagi.
Ia menjelaskan lagi, bahwa ada hal yang sangat tabu mengenai kecelakaan ini, kebanyakan merasa malu memeriksakan ke dokter atas kecelakaan di tempat tidur ini.
Hingga akhirnya tak sedikit yang membiarkan hal itu berlarut-larut dan terjebak di dalam tubuhnya.
"Saya sering mendengar ada orang-orang yang mengalami sakit atau bahkan kehilangan nyawanya karena mereka terlalu malu untuk mendapatkan bantuan, aku akan benci jika itu terjadi pada seseorang," jelasnya.
Seorang juru bicara Dewan Kesehatan Betsi Cadwaladr University mengatakan, meskipun pihaknya tidak bisa mengomentari kasus-kasus individu, pihaknya sangat senang mendengar bahwa wanita tersebut merasa senang dengan perlakuan yang ia terima saat dalam perawatan.
"Kami akan selalu mengajak masyarakat untuk berolahraga sangat hati-hati, untuk mencegah dampak musibah atau berpotensi berbahaya, dan untuk mencari perawatan yang tepat jika ada kecelakaan terjadi," jelasnya.
Ternyata Emma bukan orang pertama yang mengakui A & E setelah petualangan kamar tidur.
Ahli radiologi bersama peti harta karun scan X-Ray yang sebelumnya swasta menunjukkan pasien dengan benda aneh terjebak di dalamnya.
Bahkan bukan hanya alat bantu seks, beberapa orang menggunakan benda asing lainnya hingga akhirnya terjebak di dalam tubuhnya.
Pernah ditemukan deodorant kaleng (laki-laki dewasa), botol cairan ringan (laki-laki, 21), jar kopi instan (laki-laki dewasa) jeruk (laki-laki, 45) dan alu (laki-laki, 40).
Salah satu situs web menyatakan sebagian besar dari benda-benda tersebut dimasukkan melalui anus dan merupakan hasil dari kecelakaan seksual.
Pada pria yang lebih tua, objek dapat diperkenalkan untuk membantu dalam disimpaction pengguna untuk sembelit atau memijat prostat.
Penghapusan benda tersebut dapat menantang tergantung pada bentuk, material dan orientasi dalam rektum.
Jika memungkinkan benda-benda itu harus dikeluarkan melalui anus, meskipun dalam beberapa kasus laparotomi mungkin diperlukan.