Sidang Ahok
Pesan Terakhir Ibu Ahok Sebelum Meninggal, Rela ke Tempat Pencoblosan Sebelum Terbaring di ICU
Namun, dirinya mulai terbata-bata ketika membacakan soal cerita ibu dan ayah angkatnnya.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ada pesan yang membuat Basuki Tjahaja Purnama menangis saat membacakan nota keberataan pada sidang perdana kasus dugaan penistaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (13/12/2016).
Ahok membacakan eksepsinya dengan suara tegas dan lantang pada awal.
Namun, dirinya mulai terbata-bata ketika membacakan soal cerita ibu dan ayah angkatnnya.
Berikut ini pesan dan kisah ibu angkat Ahok yang rela ke tempat pencoblosan dalam kondisi kritis :
Saya sangat sedih, saya dituduh menista agama Islam karena tuduhan itu, sama saja dengan mengatakan saya menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkat saya sendiri, yang sangat saya sayangi, dan juga sangat sayang kepada saya.
Itu sebabnya ketika Ibu angkat saya meninggal, saya ikut seperti anak kandung, mengantar dan mengangkat keranda beliau, dari ambulans sampai ke pinggir liang lahat, tempat peristirahatan terakhirnya, di Taman Pemakaman umum Karet Bivak.
Sampai sekarang, saya rutin berziarah ke makam Ibu angkat, di Karet Bivak.
Bahkan saya tidak mengenakan sepatu atau sendal saat berziarah, untuk menghargai keyakinan dan tradisi orang tua dan saudara angkat saya itu.
Yang membuat saya juga selalu mengingat almarhumah Ibu angkat saya, adalah peristiwa, pada saat saya maju, sebagai calon wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2012.
Pada hari pencoblosan, walaupun Ibu angkat saya, sedang sakit berat dalam perjalanan ke rumah sakit, dengan menggunakan mobil kakak angkat saya Haji Analta, ibu angkat saya, sengaja, meminta mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih saya.
Padahal kondisinya sudah begitu kritis.
Dari tempat pemungutan suara, barulah beliau langsung, menuju ke rumah sakit, untuk perawatan lebih lanjut di ICU.
Setelah dirawat selama 6 (enam) hari, Ibu berdoa dan berkata kepada saya dan masih terus saya ingat dan masih akan saya ingat, kata beliau, "saya tidak rela mati sebelum kamu jadi menjadi gubernur. Anakku, jadilah gubernur yang melayani rakyat kecil".
Ternyata Tuhan mengabulkan doa Ibu angkat saya. Beliau berpulang tanggal 16 Oktober 2014, setelah ada kepastian Bapak Jokowi menjadi Presiden, dan saya juga sudah dipastikan menjadi Gubernur, menggantikan Bapak Jokowi.
Pesan dari Ibu angkat saya selalu saya camkan , dalam menjalankan tugas saya, sebagai Gubernur DKI Jakarta.
-------------------
Ikuti Berita Terkini Bogor !
Like Fanpage: TRIBUNnewsBogor.com
Follow Twitter: @TRIBUNnewsBogor
Instagram: @tribunbogor