Tabrakan Maut di Puncak
Buatkan Tempe Goreng Untuk Warga Kerja Bakti, Kades yang Tewas di Puncak Hendak Ikuti Isra Miraj
Erwin menceritakan, sebelum kejadian almarhum sempat ikut kerja bakti bareng bersama warga.
Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Dadang Sulaeman (44) sosoknya sudah tidak asing lagi bagi warga di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Lelaki yang menjabat sebagai Kepala Desa Citeko ini tewas dalam insiden kecelakaan maut di kawasan puncak tepatnya di Tanjakan Selarong, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor pada Sabtu lalu, (22/4/2017).
Rupanya ia dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan warganya.
Dadang mengalami luka cukup serius sehingga nyawanya tidak tertolong.
Almarhum meninggalkan seorang istri yakni Rini Puspitasari (39) serta tiga orang anak yang masih anak-anak.
Anak pertamanya yakni Denis (10) saat ini masih duduk di kelas III (tiga) SD Negeri Citeko 1, anak keduanya Putri (4) masih duduk di bangku Paud dan Dandi sibungsu yang kini baru berusia 2 tahun.
Erwin Pais (32) yang saat kejadian satu mobil bersama almarhum mengatakan jika saat kejadian Dadang sedang dalam posisi tertidur dibangku yang posisinya tepat belakang sopir dengan kepala bersandar ke pintu mobil.
Erwin saat itu sedang menyetir ditemani Wanda Komara (39) yang duduk tepat disampingnya.
Erwin dan Wanda berhasil selamat lantaran hanya mengalami luka ringan saja.
"Saya juga kaget tiba-tiba mobil bis itu bergerak ke arah kami, itungan detik soalnya cepet banget langsung ngehantem mobil kami. Kalau pak kades lagi tidur di belakang," tuturnya saat ditemui TribunnewsBogor.com, Selasa (25/4/2017).
Mobil yang sedang dikendarainya bersama kepala desa itu hendak kembali pulang ke Desa Citeko, Kecamatan Cisarua usai melakukan servis kendaraan di kawasan Kota Bogor.
"Abis dari bengkel mau langsung pulang, soalnya malam harinya Pak Kades mau menghadiri Isro Miraj di kampung," kata dia.
Namun, takdir berkata lain.
Rupanya, hari itu merupakan pertemuan terakhir almarhum dengan keluarganya maupun dengan warga yang berada di desanya.
Erwin menceritakan, sebelum kejadian almarhum sempat ikut kerja bakti bareng bersama warga.
Tak hanya itu, lelaki yang dikenal murah senyum itu juga sempat membuatkan tempe goreng untuk warga yang sedang melakukan kerja bakti di desanya.
"Hari Sabtu paginya itu kami kerja bakti terus masak - masak, yang gorengin tempenya juga dia (almarhum, red) sambil bercanda-canda dengan warga yang lain," katanya.
Menurutnya, almarhum Dadang merupakan sosok yang tidak pernah menunjukkan wajah sedih meskipun sedang dilanda masalah.
"Almarhum itu engga pernah ngeluh, mau lagi sudah ataupun lagi senang sama saja. wajahnya selalu ceria," ungkapnya.
Dia berharap alamrhum diberikan tempat sebaik-baiknya disisi allah SWT dan keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menjalani cobaan ini.
"Semoga ibu (istri almarhum, red) tegar dan anak-anaknya juga kuat," katannya.
Tak hanya itu, ia juga meminta aparat kepolisian bertindak tegas tehadap kendaraan besar seperti bus dilarang melintas di kawasan puncak jika kondisi kendaraanya tidak layak jalan.