WHO Rilis 5 Fakta Mencengangkan Soal Rokok, Diprediksi Tahun 2030 Akan Terjadi Hal Mengerikan Ini

Menurut WHO, jumlah penderita penyakit yang dihasilkan dari tembakau ini diprediksi bakal tumbuh lebih parah pada tahun 2030 jika tidak ditangani

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Pixabay.com
Ilustrasi rokok 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Dalam memerangi penggunaan tembakau di dunia terus gencar dilakukan.

Pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 mei 2017, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyoroti bagaimana tembakau bisa mengancam pertumbuhan negara-negara di seluruh dunia.

WHO meminta kepada para negara menerapkan tindakan pengendalian tembakau dengan ketat termasuk aturan pemasaran dan periklanan tembakau, tentang kemasan polos produk tembakau, menaikkan pajak cukai, dan membuat tempat atau ruangan yang bebas asap rokok.

Ternyata hal tersebut tidak terlepas dari fakta-fakta mencengangkan terkait tembakau yang dilansir dari rilis WHO dalam situsnya Who.int sebagai berikut:

1. Tembakau mampu membunuh 7 juta orang per tahun.

Penyakit terkait tembakau adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar yang dihadapi dunia. Penggunaan tembakaulah yang menjadi adalah salah satu penyebab terbesar dari penyakit yang dihasilkan.

Tembakau menyumbang 16% dari semua penyakit yang tidak menular atau Non-Communicable Diseases (NCDs).

Menurut WHO, jumlah penderita penyakit yang dihasilkan dari tembakau ini diprediksi bakal tumbuh lebih parah pada tahun 2030 jika tidak ditangani dari sekarang.

2. Tembakau mampu memperburuk ekonomi rumah tangga

Selain mencemari udara, ternyata tembakau mampu memperburuk kemiskinan, mengurangi produktivitas ekonomi serta berkontribusi pada buruknya keuangan di rumah tangga.

Tembakau mampu memangkas biaya rumah tangga dan pemerintah lebih dari Rp 18 triliun melalui pengeluaran layanan kesehatan dan kurangnya produktivitas ekonomi.

3. Tembakau bisa merusak lingkungan

Limbah tembakau mengandung lebih dari 7000 bahan kimia beracun yang bisa meracuni lingkungan, termasuk karsinogen (zat penyebab kanker) pada manusia.

Tidak hanya itu, limbah tembakau ternyata juga merupakan jenis sampah terbesar dalam hitungan global.

10 miliar dari 15 miliar rokok yang terjual setiap hari dibuang ke lingkungan. Puntung rokok rata-rata berjumlah 30-40% dari semua sampah yang dikumpulkan dari pesisir dan perkotaan.

4. Sekitar 860 juta perokok dewasa tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran di rumah tangga untuk produk tembakau seringkali mewakili lebih dari 10% dari total pengeluaran.

Berarti keuangan untuk makanan, pendidikan dan perawatan kesehatan jumlahnya lebih sedikit karena pengeluaran terpotong oleh tembakau.

10% -14% anak-anak dari keluarga petani tembakau tidak sekolah karena bekerja di ladang tembakau. Sementara 60% -70% pekerja produksi tembakau adalah wanita.

5. Perpajakan: tembakau bisa dijadikan alat kontrol

Selain diberlakukannya aturan ketat terkait produk tembakau seperti dalam periklanan dan pemasarannya, ternyata tembakau secara efektif mampu membantu pembangunan ekonomi negara melalui kenaikan pajaknya.

Peningkatan pendapatan perpajakan tembakau akan memperkuat mobilisasi sumber daya dalam negeri, menciptakan ruang fiskal yang dibutuhkan negara untuk memenuhi prioritas pembangunan.

Walau pun tembakau ini mampu menuai kemiskinan namun di sisi lain tindakan pengendalian pajak bisa menjadi alat ampuh untuk melindungi warganya serta masa depan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved