Tulisan Ketua Viking Frontline Soal Meninggalnya Ricko Andrean, Pesan untuk Bobotoh Mengharukan

Gambar kondisi Ricko yang babak belur pun sempat viral di media sosial. Ricko akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya setelah empat hari kritis.

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
Instagram
Ricko Andrean (22) jaket biru 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tulisan dari Ketua Viking Frontline, Tobias Ginanjar cukup menyentak hati bobotoh yang selama ini berseteru dengan suporter klub sepak bola Persija Jakarta.

Perseteruan yang sudah menahun itu sudah memakan banyak sekali korban jiwa.

Ricko Andrean (22) menjadi satu yang baru.

Ricko merupakan salah seorang bobotoh yang jadi korban pengeroyokan salah sasaran sesama bobotoh pada laga Persib kontra Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (22/7/2017) lalu.

Gambar kondisi Ricko yang babak belur pun sempat viral di media sosial. Ricko akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya setelah empat hari kritis.

Pihak rumah sakit menyatakan Ricko mengalami trauma di bagian kepala (gegar otak) akibat hantaman benda tumpul.

Iko meninggal dunia Kamis (27/7/2017) sekitar pukul 10.30 WIB di Rumah Sakit Santo Yusuf, Bandung.

Kini, melalui akun Instagram @frontlineboys33 Tobi menuliskan sebuah pesan soal kematian Iko.

Shock rasanya membaca grup WhatsApp Frontline pagi tadi mengabarkan iko sdh pergi untuk selama-lamanya.

Sejak hari pertama di rs saya selalu berpikiran positif dan optimis bahwa iko akan kuat dan sembuh sehingga bisa kembali ke tribun bersama kita suatu saat nanti, namun apa daya takdir berkata lain.

Sungguh disayangkan, iko harus menjadi korban dari sebuah rivalitas yang sudah jauh kelewat batas dan sudah dalam tahap kesesatan berfikir.

Iko baru berusia 6 tahun ketika sejarah permusuhan ini dimulai, siapa yg menyangka 16 tahun kemudian dia adalah korban dari permusuhan yg dimulai 16 tahun tersebut.

Kemarin saya ikut menemani Heru joko (ketua Viking) dan Ferry Indrasjarief (ketua Jakmania) menjenguk iko, di sela sela obrolan setelah plg dari rs keduanya bercerita bahwa mereka merasa sangat berdosa atas rivalitas yg kelewat batas ini, karena permusuhan ini terjadi disaat kepemimpinan mereka berdua, oleh karenanya mereka saat ini sedang mengupayakan jalan agar rivalitas yang sudah kelewat batas ini bisa berakhir.

Saya sendiri mendukung langkah yang sedang diupayakan kedua pemimpin tersebut, karena memang rivalitas sudah tidak sehat lagi karena diterjemahkan dengan saling bunuh.
Apa yg bisa dibanggakan dari membunuh seseorang??? Apa yang bisa dibanggakan dari memukuli seseorang yang sdh tergeletak tdk berdaya???
Sebagai seorang ketua distrik di viking saya tau banyak org yang kontra dan tdk sependapat dengan sikap saya ini.

Tapi saya melakukan semata-mata karena "humanity".

Sorry kawan It's all about humanity, it's not about rivality anymore. Silahkan caci saya dengan perkataan "leungit karakter", silahkan caci saya dengan "mnh lemah", pengecut dsb, silahkan caci saya dengan apapun kalimat cacian apapun yg pantas dialamatkan kepada saya atas sikap saya ini, saya tetap menghargai kalian.

Tapi yang pasti saya tidak mau jadi bagian dari rivalitas yang diterjemahkan dengan saling bunuh.
Selamat jalan iko, doa kami semua menyertaimu, semoga kamu adalah korban terakhir yg jatuh atas nama rivalitas.

Tulisan ini saya buat di tol cipularang dalam perjalanan pulang ke Bandung untuk mengahadiri pemakaman Iko.

Tobias Ginanjar
Ketua Viking Frontline.

Lebih dari empat ribu love disematkan pada postingan ini.

rizki_d_s. : gw merinding sedih bacanya

esatiara02 : Yaallah bacanya sedih.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved