HUT Kemerdekaan RI Ke 72

Anggota Paskibra Nyaris Terjatuh Saat Upacara, Pengibaran Bendera Di Kecamatan Ciawi Berakhir Tangis

Seorang anggota Paskibra, Muhammad Jaelani menceritakan, ketika melakukan pengibaran, ada anggota Paskibra yang hampir terjatuh.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Vivi Febrianti

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI -- Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-72 di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor berakhir dengan isak tangis.

Sejumlah Anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Ciawi Bogor tampak berlinang air mata.

Seorang anggota Paskibra, Muhammad Jaelani menceritakan, ketika melakukan pengibaran, ada anggota Paskibra yang hampir terjatuh.

Baca: Sedih, 2 Paskibraka Cantik Ini Meninggal Jelang Upacara Kemerdekaan RI, Ada yang Baru Rayakan Ultah

Tapi beruntung, akhirnya sang merah putih tetap berhasil dikibarkan.

"Hampir jatuh, iya pas ngebentangin yang sisi tengah, tapi, bisa dibentangin akhirnya walau pun hampir jatuh," ujar Muhammad Jaelani, sembari meneteskan air mata, kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (17/8/2017).

Beberapa anggota Paskibraka Kecamatan Ciawi menangis usai upacara
Beberapa anggota Paskibraka Kecamatan Ciawi menangis usai upacara (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Pemuda yang bertugas sebagi pengerek bendera ini mengatakan, hal tersebut lah yang membuat dia dan teman-temannya khawatir dan tak kuasa menahan isak tangis bahagia ketika pengibaran selesai dilakukan.

Baca: Foto-foto Niza Usai Digugat Cerai Enji, Tetap Tersenyum Meski Dapat Cobaan Berat

Para pemuda hasil seleksi dari sepuluh sekolah tingkat SMA ini terpantau berkumpul di belakang Kantor Kecamatan Ciawi, di mana banyak dari mereka meneteskan air mata karena tugas pengibaran telah selesai dilaksanakan.

Walau pun begitu, terpantau beberapa dari mereka ada yang mencoba untuk menenangkan teman-temannya yang lain dengan berpelukan satu sama lain.

Terlihat juga para orang tua berdatangan untuk memberikan dukungan kepada anak-anaknya.

Baca: Ibu Tak Menyangka Anaknya Menagis Saat Lihat Tayangan Video Di Handphone, Ternyata Ini yang Dilihat

"Barusan ketemu orang tua, insyaallah orang tua bangga, liat anaknya kayak gini, bisa ngibarin bendera merah putih meski pun tingkat kecamatan," ungkap Jaelani.

Seorang anggota Paskibraka Ciawi berpose bersama ibundanya, Kamis (17/8/2017).
Seorang anggota Paskibraka Ciawi berpose bersama ibundanya, Kamis (17/8/2017). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Sedih, 2 Paskibraka Cantik Ini Meninggal Jelang Upacara Kemerdekaan RI, Ada yang Baru Rayakan Ultah

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Menjadi pasukan pengibar bendera (Paskibra) ialah sebuah kebanggaan yang luar biasa.

Anak-anak muda diberi emban untuk mengibarkan sangsaka Merah Putih setiap upacara hari Kemerdekaan RI.

Untuk menjadi seorang Paskibra tentunya sangat tidak mudah.

Seleksi ketat serta latihan yang sangat menguras fisik dan pikiran pun harus dijalani para anggota.

Kulit yang menghitam sudah menjadi risiko tentunya.

Tapi itu semua akan terbayar setelah melihat bendera merah putih berkibar di udara.

Dibalik kebangaan itu, ada kisah menyedihkan yang datang dari anggota Paskibra ini,

Jelang 17 Agustus 2017, seorang anggota Paskibra meninggal dunia.

Ada dua anggota Paskibra yang meninggal dunia jelang upacara kemerdekaan RI.

Yang pertama adalah Aritya Syamsuddin, siswi asal SMAN 4 Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan Agnes Yuriko, siswi SMA asal Palu.

Berikut kisah haru mereka berdua yang dirangkum TribunnewsBogor.com.

Aritya Syamsuddin

Dikutip dari Tribunlutim.com, Aritya Syamsuddin merupakan pasukan pengibar bendera (paskibra) Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Ia mengeluh sakit lalu dilarikan RSUD I Lagaligo, Jl Sangkurwira, Desa Bawalipu, Kecamatan Wotu, setelah dirawat dua malam, sejak Minggu (13/8/2017).

Nahas, dua hari kemudian ia dinyatakan meninggal dunia.

Almarhumah yang tergabung di pasukan 17.

Artiya merupakan anak dari Staf Kantor Camat Mangkutana, Syamsuddin Losong.

Aritya Syamsuddin, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Sulsel meninggal dunia.
Aritya Syamsuddin, Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Mangkutana, Luwu Timur, Sulsel meninggal dunia. (Tribun Timur)

Aritya adalah siswi kelas 10 SMAN 4 Luwu Timur yang dulunya bernama SMAN 1 Mangkutana.

Camat Mangkutana, Awaluddin mengatakan, pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2017, Aritya masih mengikuti latihan.

Minggu (13/8/2017) dinihari, dia dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh sesak nafas.

"Informasi dari orangtuanya tiba tiba sesak (nafas)," kata Awaluddin dihubungi TribunLutim.com, Selasa (15/8/2017).

Puluhan anggota Paskibra Mangkutana berseragam paskibra menggotong dan mengiringi keranda almarhumah menuju tempat pemakaman.

Rasa haru dan tangis sesama anggota paskibra, teman, sahabat dan keluarga Aritya mengiringi proses pemakaman.

2. Agnes Yuriko

Sebelum Aritya, Agnes rupaya lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa.

Agnes Yuriko merupakan anggota paskibra kota Palu.

Ia dikabarkan meninggal dunia, Senin (14/8/2017) sekitar pukul 20.30 di RSUD Undata Palu.

Dilansir dari TribunTimur.com, Ia meninggal hanya berselang dua hari setelah merayakan ulang tahun ke-16.

Anak pasangan Maat Suprianto dan Cucu Yuningsi ini dikenal ceria dan selalu bersemangat.

Agnes Yuriko

Saat terbaring di rumah sakit Aknes masih sempat mengunggah status di akun facebooknya 23 Juli lalu.

Saat itu Aknes sempat menuliskan keinginannya untuk kembali berlatih bersama rekan-rekannya.

"PENGEN pulang ke rumah, Aknes rindu latihan. Saya tidak mau di rumah sakit. Ya Allah, cepat sembuhkan saya dari penyakit ini."

Berdasar informasi dari pihak keluarga, almarhumah awalnya hanya sakit gigi.

Setelah itu, orang tuanya membawa almarhumah ke rumah sakit dan divonis menderita radang tenggorokan.

Ia dirawat di rumah sakit setelah lima hari lalu menghembuskan napas terakhirnya.

“Keinginanya ikut paskibra sangat besar meski dia sakit,” ujar Maat Suprianto.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved