5 Gaya Keseharian Ayu Laksmi, Pemeran Ibu di Film Pengabdi Setan yang Selalu Bunyikan Lonceng

Pada 2017 ini, lewat tangan kreatif sutradara Joko Anwar, film Pengabdi Setan kembali dihidupkan dengan suasana yang berbeda.

Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
Kolase TribunnewsBogor.com
Pemeran ibu di Film Pengabdi Setan 

Karena itu pula Rini berupaya mencari uang dari hak royalti ibunya di sejumlah label musik. Sedangkan anak kedua, Toni (Endy Arfian), rela menjual motornya.

Tak lama kemudian ibu meninggal dunia. Ibu meninggalkan Rini, Toni, serta kedua adik Rini, Bondi (Nasar Anuz) dan si bungsu Ian (Adhiyat Abdulkhadir) berikut bapak (Bront Palarae).

Sejak kematian ibu, teror mistis mulai menyelimuti keluarga Rini.

Mulai dari lonceng yang berbunyi sendiri, lagu-lagu milik ibu berputar dengan sendirinya, hingga kematian sang nenek yang akhirnya membuka sebab musabab ibu meninggal secara tak wajar.

Di sini, Ayu Laksmi yang memerankan sosok ibu tampil begitu sempurna meski film Pengabdi Setan adalah titik awal kariernya di dunia akting.

Memerankan orang sakit, hingga menebar teror pascakematiannya, sosok ibu bakal membuat orang yang menyaksikan berdebar-debar ketakukan.

Belum lagi akting Tara Basro sebagai Rini. Perannya menjadi sentral sebagai penghubung cerita. Bagaimana sebagai kakak tertua, ia harus mengempu ketiga adik laki-lakinya pascameninggalnya ibu. Belum lagi menjaga keluarga dari ancaman teror.

Teror yang datang silih berganti disuguhkan oleh Joko dengan penuh mencekam dan bikin bergemetar. Ekspetasi tinggi banyak orang terhadap film tersebut berhasil diramu oleh Joko.

[Baca: Singkirkan 47 Kandidat, Tara Basro Main Film Pengabdi Setan]

Bisa dikatakan, Joko berhasil mengeliatkan kembali film horor Tanah Air yang beberapa tahun ke belakang agak kurang mengesankan, dan ceritanya hanya berkutat pada itu-itu saja, yakni seolah menakut-takuti lalu menghilang tanpa menguatkan karakternya.

Seperti yang dikatakan oleh Joko, ia membuat film remake bukan sekadar menakut-nakuti. Joko ingin mencipta rasa tegang yang bisa membuat adrenalin penonton mengalir deras seperti ketika naik rollercoaster.

Joko lebih memilih menguatkan unsur skenario dan karakter yang selama ini kerap dilupakan sineas dalam membuat film-film horor. Joko seolah membuat penonton dapat terfokus terhadap karakter yang berada dalam situasi tersebut.

Belum lagi dukungan trio Aghi Narottama, Bemby Gusti Pramudya, dan Tony Merle yang menguatkan unsur mencekam lewat penggarapan musik.

Meski beberapa film horor sekarang memakai teknologi CGI penuh, hal itu tidak diminati bagi Joko. Ia lebih senang menggunakan make up sepenuhnya untuk membalut para karakter-karakter setan dalam filmnya.

Alasan dia sederhana, Joko tetap mengacu dan mempertahankan keseraman make up yang digunakan oleh sutradara terdahulu, Sisworo Gautama Putra.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved