Wiranto Akui Ada Masalah Soal Impor Senjata Brimob
Wiranto enggan menjelaskan rinci apa persoalan yang dimaksud. Dia mengatakan, tidak semua persoalan di internal dapat dibawa ke ranah publik.
Pengadaan senjata tersebut menurut Setyo semuanya sudah sesuai dengan prosedur, mulai dari perencanaan dan proses lelang.
"Kemudian proses berikutnya kemudian direview staf Irwasum dan BPKP. Sampai dengan pengadaannya dan pembeliannya pihak ketiga dan proses masuk ke Indonesia dan masuk ke pabean Soekarno-Hatta," kata Setyo.
Baca: Jelaskan Soal 5.000 Senjata Api, Panglima TNI Siap Dipanggil DPR RI
Sebelumnya beredar kabar bahwa ada senjata yang ditahan BAIS TNI, yakni senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46mm sebanyak 280 pucuk dan 5.932 butir peluru.
Dirinya membantah penahanan tersebut.
Menurut Setyo, pengadaan ini sudah diketahui Dankor Brimob Irjen Pol Murad Ismail dan BAIS TNI.
Baca: Jelaskan Soal 5.000 Senjata Api, Panglima TNI Siap Dipanggil DPR RI
"Dankor Brimob sudah tahu dan meminta rekomendasi ke BAIS TNI. Prosedurnya memang demikian, barang masuk dulu ke Indonesia kemudian untuk dikarantina dan dicek BAIS TNI. Lalu dikeluarkan rekomendasi TNI," jelas Setyo.
Menurut dia, jika dalam pengecekan tersebut, bisa jadi tidak diloloskan.
Namun, hal itu belum pernah terjadi.
"Apabila dalam pengecekan tidak sesuai. Maka dapat di ekspor kembali tetapi dalam pelaksanaanya tidak pernah seperti itu. Karena memang ini bukan kali pertama dengan barang sejenis," kata Setyo.
Panglima Siap Dipanggil DPR
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan siap dipanggil DPR RI untuk menjelaskan pernyataannya mengenai adanya pemesanan senjata api sebanyak 5.000 buah yang masuk secara ilegal ke dalam negeri dan mencatut nama Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikannya usai menjadi pembicara dalam 'Forum Group Discussion' di Fraksi PKS DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017).
Ia juga siap menjelaskan kepada anggota DPR RI untuk menyampaikan hasil pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (26/9/2017) malam.