Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kisah Petugas Forensik Suka Menggerutu Di Depan Jenazah, Kejadian yang Dialami Bikin Ngeri !

"Makin sore mulutnya makin sompral. Saya cuma berdua sm dia. "Gerah bgt sih ni ruang,elo sih udh mati pak.."

Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Instagram

Bukan pertama kli dia kyk gitu, cuma waktu barengan saya, saya baru liat dia kyk gitu. Dan malam itu giliran kita berdua yg jaga On Call. Kosan kita pun berdeketan. Kring! telpon masuk dari mr.A,"ada kasus kecelakaan, ke rs skrg jg".

Saya liat jam, tampak angka 01.30 a.m di HP. Saya telfon tmn saya itu, "bro, bangun, cuci muka, berangkat!", "apaan sih gi, ngantuk gw.. Gw nyusul, lo duluan deh. Mayat lagi, mayat lagi". Saya tutup telfonnya takut mual dengerin dia ngomong lbh panjang.

Saya berangkat ke IGD. Jalanan dari kosan kami menuju RS memang gelap sekali, bukan jalanan aspal, krna posisinya di belakang RS. Dalam 10 menit saya sampe ke IGD.

Baca: Bukan California, Warganet Temukan Lokasi Foto Cinta Laura, Ternyata Tak Perlu Naik Pesawat

Kosan kami itu berbentuk rumah petak, di depannya, lapangan tempat parkir mobil kami. Teman saya berangkat, dia keluar kamar kosan, Ketika keluar tiba2 pintu kosan terkunci, dan dia ga bisa masuk lagi. Dia berkerenyit aneh, dia coba masukin kuncinya berkali2, ga bisa masuk.

Dia bergidik, balik badan dan berangkat ke RS. Baru beberapa langkah, BRAKK!! Suara banting pintu terdengar dari arah kamar saya, dia kira saya masuk kamar, udh selesai tugas trus marah sama dia krna ga datang, dia balik menuju kamar saya.

"Gi" Dia manggil sambil ketok2. tok tok tok "Oi gi". Ga ada jawaban. Tiba2 angin dingin berhembus dari arah belakang menyapu tengkuknya, seketika berdiri semua bulu kuduknya. Dia balik badan dan lari secepat kilat ke rumah sakit.

Dia melewati rimbunan pohon2 bambu menjuntai menyerupai dinding lengkung yg mengeluarkan suara gemeretakan saat terkena angin. Saat dia berlari, terdengar suara derap langkah dari arah belakangnya. Bukan derap langkah satu org. Tapi beberapa org.

Dia melihat kebelakang, hanya ada kegelapan. Dia berlari semakin cepat, tapi semakin cepat pula langkah itu dtg seperti akan menyusulnya, rasa ketakutan mulai menjalar keseluruh sendi-sendi nya.

Baca: Beli Es Krim Cokelat Di Supermarket, Sekeluarga Kaget Saat Buka Kotaknya Di Rumah Malah Isi Beginian

Ketika masuk ke pintu belakang RS. Suaranya menghilang. Suara derap langkah pengikutnya, berikut suaranya sendiri. Dia menelfon saya, saya angkat, tapi ga ada suara. Dia jalan lagi tapi salah arah, bukan ke IGD depan. Tapi menuju kamar jenazah di belakang.

Bagian belakang rumah sakit saat itu sangat sepi, sepi yg mencekam, tdk ada suara. Dia melewati lorong2 panjang menuju kmr jenazah, udara dingin tiba2 menyergap tubuhnya, dia lari lagi sekuat tenaga.

Saat berlari lampu lorong tiba2 mati satu persatu, mati setiap dia lewati. Hatinya jiwanya tercekam,keringet dingin membasahi wajahnya, tubuhnya terus berlari menuju lampu yg masih menyala, dan itu menuju ruang Otopsi.

Smp lampu terakhir, dia terpeleset dan terjatuh kedepan ke meja otopsi dgn hanya tertahan oleh kedua tangannya di sisi meja. Dihadapan wajahnya terlihat jenazah dengan mulut menganga dan kepala terbelah dua. "HUUUUUAAAAAAA!!" dia menjerit sekuat tenaga. hanya dia sendiri yg dngr.

Saya dari IGD jalan balik menuju ruang forensik krna buku jaga ada disana, saya liat salah satu sendal teman saya itu ada dibwh plang Forensik, saya lari ke dlm utk mengecek, "Bro lo dimana?".

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved