Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Puluhan Ribu Pasukan Jepang Mati Sia-sia saat Akhir Perang Dunia II, Begini Ceritanya

Pada 17 Agustus, datang perintah langsung dari Kaisar kepada Panglima Tentara Kwangtung untuk mengakhiri perang.

Editor: Yudhi Maulana Aditama
Wikipedia
ILUSTRASI Tentara Australia dalam sebuah pertempuran di era Perang Dunia Kedua 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Perang Dunia II ternyata bukan berakhir di Jepang dengan jatuhya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang.

Atau di Jerman yang ditandai oleh hancurnya dan menyerahnya pasukan Nazi Jerman. Tetapi justru berakhir di Manchuria.

Perang Dunia II ditutup dengan pertempuran terakhir di Manchuria, tatkala 1,5 juta tentara Soviet pada 9 Agustus 1945 menyerbu Jepang di wilayah yang didudukinya sejak 1932.

Tentara Kwantung yang merupakan kebanggaan Jepang tidak berdaya melawan invasi Tentara Merah.

Sekalipun melawan sengit, satu minggu kemudian pada 18 Agustus mereka pun menyerah.

Menyusul penyerahan Jerman Nazi di Eropa pada Juni 1945, maka Stalin pun berpaling ke Timur.

Sekalipun diikat perjanjian non-agresi dengan Jepang, namun ia punya alasan untuk menyerang Jepang.

Sebab Tokyo tidak mengindahkan seruan menyerah dari konferensi Sekutu di Postdam pada bulan Juli.

Sekaligus Inggris membalaskan kekalahan Rusia yang memalukan dalam perang dengan Jepang tahun 1905.

Diam-diam pasukan dan peralatan perang Soviet pun dipindah dari Eropa, dialirkan ke wilayah Timur Jauh Soviet dengan kereta api Trans Siberia.

Selama tiga bulan lebih seluruh kemampuan kereta api Soviet dikerahkan.

Ketika Soviet mengumumkan perang terhadap Jepang pada 8 Agustus, Soviet sudah siap dengan 1,5 juta pasukan, 26.000 pucuk artileri, 5.000 tank, dan 3.900 pesawat.

Sementara di atas kertas Tentara Kwantung berjumlah 1.040.000 orang, tetapi peralatannya tinggal 5.360 pucuk meriam, 1.115 tank, dan 1.800 pesawat.

Sekalipun tampaknya tentara Jepang masih banyak, namun sebagian besar adalah rekrutan baru. Pasalnya pasukan yang telah berpengalaman sudah ditarik membantu pertahanan Pasifik dan tanah Jepang sendiri.

Invasi Soviet dilancarkan dari empat penjuru. Dari Barat (Trans Baikal) dipimpin Marsekal Rodion Malinovsky, dari utara di ujung paling timur Marsekal Kiril Meretskov.

Sumber: Intisari
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved