Kecelakaan Tanjakan Emen Subang

Beredar Info Sopir Bus Kecelakaan Tanjakan Emen Warga Bogor, Begini Respon Keluarga Amirudin

Amirudin dikabarkan memiliki alamat tinggal di Kampung Laladon RT 01 RW 01 Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Penulis: Aris Prasetyo Febri | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Aris Prasetyo Febri
Orangtua Amirudin, warga Kampung Laladon saat ditemui TribunnewsBogor.com, Minggu (11/2/2018). 

Laporan Wartawan TribunNewsBogor.com, Aris Prasetyo Febri

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIOMAS – Sosok supir bis yang mengalami kecelakaan di Tanjakan Emen juga menjadi sorotan di masyarakat.

Informasi yang beredar di media massa, jejaring sosial, bahkan media perpesanan Whatsapp menyebutkan, sopir bus itu adalah laki-laki bernama Amirudin (32).

Amirudin dikabarkan memiliki alamat tinggal di Kampung Laladon RT 01 RW 01 Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Akan tetapi, Tribunnewsbogor.com menemukan kejanggalan ketika menyambangi alamat tersebut pada Minggu (11/2/2018).

Nama, usia, dan alamat rumah Amirudin memang sesuai dengan yang ramai diberitakan.

Namun Amirudin yang akan ditemui oleh Tribunnewsbogor.com bukanlah berprofesi sebagai supir, melainkan Satuan Pengamanan (Satpam) di Kantor Departemen Pertanian dan Kehutanan di Sindangbarang, Bogor.

"Bukan, anak saya mah kerja waktu kejadian itu mas," ujar Muntamah, ibu kandung Amirudin.

Menurut cerita Muntamah, Amirudin sudah bekerja sebagai satpam selama tujuh tahun.

Muntamah mengaku dirinya kaget ketika mendengar kabar dari tetangganya yang mendapat informasi dari aplikasi Whatsapp pada Sabtu malam.

Ibunda Amirudin itu lalu mencoba menghubungi anaknya yang sedang bekerja.

"Panik awalnya karena kok ga bisa dihubungi, ternyata Amirnya lagi rapat," ungkap Muntamah.

Setelah mendapat kepastian akan keberadaan Amirudin, Muntamah mengaku lega.

Ayah kandung dari Amirudin, Adna mengatakan nama, usia, dan alamat yang tersebar di pemberitaan itu serupa.

"Sama semua itu mas, tapi bukan Amirudin anak saya," jelas Adna.

Adna mengatakan perlu ada kepastian lebih lanjut mengenai siapa Amirudin yang disebut dalam pemberitaan.

Sepeti melakukan konfirmasi dari nama bin atau bintinya, atau melalui foto dan sidik jari.

"Khawatirnya kalo ada salah data, yang rugi nantinya keluarga saya," ungkap Adna.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved