Marbot Masjid di Garut Rekayasa Dirinya Diserang Saat Subuh Demi Sang Anak, Ini 5 Faktanya
Dedeh kemudian menyalakan lampu dan melihat korban Uyu dengan keadaan tangan terikat oleh mukena, mulut sudah tertutup oleh sorban,
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Melihat hal tersebut, saksi bersama warga masyarakat membawa korban ke Puskesmas Pameungpeuk.
Polisi yang mendapatkan laporan tersebut kemudian mendatangi lokasi dugaan penganiayaan itu.
Sekitar pukul 11.45 WIB, polisi langsung melakukan pra-rekontruksi di tempat kejadian perkara (TKP). Hasilnya, tidak ditemukan luka pada tubuh marbot tersebut.
"Pengakuan korban (marbot) mengaku dibacok oleh pelaku sebanyak lima orang, tapi tidak ditemukan adanya luka sedikit pun pada tubuh korban," ujarnya.
2. Demi Sang Anak
Bukan tanpa alasan Uyu nekat melakukan rekayasa itu.
Uyu mengaku, sebelum merencanakan hal itu, ia sempat gundah tak bisa tidur karena memikirkan anaknya.
Dikutip dari Tribun Jabar, ia pun tak tidur hingga pukul 02.00 dini hari memikirkan cara mencari uang untuk membeli mesin potong rumput.
Hingga akhirnya, pukul 04.00 sebelum azan Subuh berkumandang, ide kotornya itu ia lakukan.
"Anak saya bercita-cita punya mesin potong (rumput) untuk kerja. Tapi saya tidak punya uang. Akhirnya pukul 04.00 saya merekayasa kejadian itu seolah-olah ada yang menganiaya padahal itu rekayasa saya sendiri," ujar Uyu.
Dengan harapan, setelah kejadian itu, ia mendapat belas kasihan orang dengan memberinya uang kemudian uangnya akan ia belikan buntuk mesin potong rumput itu.
"Terjerat ekonomi untuk kekurangan kebutuhan keluarga. Berharap ada yang pinjami saya uang dan ada yang kasih tapi saya belum ngomong soal itu dan saya belum dapat uang sepeserpun," kata Uyu.
Baca: Cerita Wanita Banyuwangi Melayat ke Rumah Sridevi Di India, Pertemuan Terakhirnya Mengharukan
Ia menegaskan ide merekayasa kasus itu berawal dari dirinya sendiri tanpa ada yang menyuruh atau yang membiayai.
"Semuanya ide saya sendiri berasal dari otak kotor saya. Enggak ada pihak-pihak lain. Saya khilaf, saya salah melakukan pelanggaran yang dilarang pemerintah dan agama," ujar Uyu.