Walkout Saat Jokowi Pidato Sampai Twitwar dengan Dede Budhyarto, Ferdinand Hutahean Akan Disanksi
Amir mengatakan, sikap yang ditunjukkan Ferdinand sangat tidak pantas karena tidak menghormati Jokowi sebagai tamu undangan
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean akan mendapatkan sanksi ihwal aksi wolkoutnya ketika Presiden Joko Widodo berpidato di Rapat Pimpinan Nasional Demokrat, Sabtu pekan lalu.
@LawanPoLitikJKW: Saya Ferdinand Hutahaean, kemarin saat Presiden Jokowi akan pidato di Rapimnas,
sy memilih keluar dr ruangan dan tidak ingin mendengar pidato beliau.
Itu bentuk sikap saya..!! Penghormatan sy kepada beliau..!! #sikap.
Tulisnya di twitter.
Cuitan tersebut mendapat respon dari Dede Budhyarto hingga berbalas komentar sampai memanas.
Dede bahkan menyebut Ferdinand anggota baru yang sudah sombong.
Berikut ini twitwar antara Ferdinand dengan Dede seperti dilansir dari Tribun Wow :

@LawanPoLitikJKW: Saya Ferdinand Hutahaean, kemarin saat Presiden Jokowi akan pidato di Rapimnas,
sy memilih keluar dr ruangan dan tidak ingin mendengar pidato beliau.
Itu bentuk sikap saya..!! Penghormatan sy kepada beliau..!! #sikap.
@kangdede78: Kemaren Pak Ketum @SBYudhoyono marah & mengancam akan memecat kader @PDemokrat yg keluar arena ketika Rapimnas sdg berlangsung.
Nah ini jelas2 keluar, ndak di PECAT pak?.
Cc @AgusYudhoyono @hincapandjaitan.
@LawanPoLitikJKW: Wkwkwkwk lu kagak ngerti urusan org2 pintar De..!!
Ini urusan org2 yg politiknya kaga bs ku jangkau lagi.
@kangdede78: Mengaku pintar BEG*-nya ndak ketulungan,
Ketum anda Pak @SBYudhoyono
Ketua Kogasma Partai @PDemokrat mas @AgusYudhoyono sangat menghargai Kehadiran Presiden,
anda kader MEDIOKER, duduk berada dibarisan kursi belakang, baru gabung partai, sudah belagu, pintermu kapan??
@LawanPoLitikJKW: justru yg di kursi belakang itu yg bahaya.
Kamu tuh jgn kelaman bego De, belajar lg yg lbh matang.
Sekolah yg pintar spy paham berpropaganda.
Jgn cm mikirin isi diantara p***.
@kangdede78: Duh..kursi belakang bukan Elitlah semua juga tau kamu kader MEDIOKER, klo ndak pinter pasti kamu ndak bales tweetku donk, saking pinternya saya, kamu bales Ndak usah ngurusin soal isi antara p*** lah.

Melansir Kompas.com rupanya hal tersebut mendapat tanggapan juga dari Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin.
"Sangat saya sesalkan itu terjadi. Tentu ada sanksi, minimal teguran nanti," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin kepada Kompas.com, Selasa (13/3/2018).
Amir mengatakan, sikap yang ditunjukkan Ferdinand sangat tidak pantas karena tidak menghormati Jokowi sebagai tamu undangan yang hadir.
Kendati demikian, sanksi apa yang akan diberikan akan tergantung dengan pemeriksaan yang dilakukan Komisi Pengawas Demokrat terhadap Ferdinand.
"Komisi pengawas akan memeriksa dan rekomendasinya ke Dewan Kehormatan," kata Amir.
Amir juga mengaku tidak bisa menerima alasan Ferdinand yang mengatakan bahwa aksinya itu adalah sikap pribadi.
Menurut dia, alasan itu tidak relevan karena acara Rapimnas Demokrat merupakan acara resmi partai.
Apalagi, Ferdinand juga turut memublikasikan aksi walkout itu di Twitter.
"Kalaupun dia meninggalkan ruangan, harusnya tidak usah pakai bilang-bilang, pakai istilah walkout," kata Amir.

Ferdinand sebelumnya beralasan walkout karena kecewa dengan Jokowi yang tidak memenuhi janji-janji politiknya.
"Pada saat beliau pidato, saya memilih keluar dari ruangan. Itu adalah ekspresi kekecewaan saya dengan beliau yang tidak memenuhi janji politiknya pada saat pilpres dulu," kata Ferdinand kepada Kompas.com, Senin (12/3/2018).
Mantan relawan Jokowi di Bara JP ini menilai, banyak janji yang disampaikan Jokowi, tetapi tidak terealisasi sebagaimana mestinya.
Misalnya, terkait utang luar negeri Indonesia yang kini membengkak.
"Beliau dulu menekankan akan menolak utang luar negeri, tetapi sekarang utang kita semakin menjadi-jadi," katanya.
Ferdinand mengaku tidak takut ditegur Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait aksinya tersebut.
Sebab, sampai saat ini juga belum ada keputusan resmi bahwa Demokrat mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
Oleh karena itu, setiap kader berhak menyuarakan pendapatnya.