Probosutedjo Tutup Usia
Perjalanan Probosutedjo, Kerap Dijegal Soeharto Hingga Gagal Jadi Gubernur DKI dan Ketum Kadin
Soeharto kala itu menganggap sang adik "menyiram api dengan bensin" kepada pemerintahannya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
"Dalam usaha saya ingin memberikan kontribusi kepada petani," ungkapnya.
Dirinya mengaku mendapatkan ide membuat usaha ini saat dirinya menghuni Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung karena tersangkut kasus dana reboisasi.
Program kerjasama antara PT. TKTM dan masyarakat disebut dengan istilah SIMPONI (Sistem Pertanian Organik Intensif).
Pertama kali progam ini diterapkan kerjasamanya di Kabupaten Cianjur, dimana pihak Probosutedjo menjamin pembiayaannya sementara masyarakat saat itu mendapatkan 5 ton gabah kering panen per hektar untuk satu kali musim panen.
3. Yayasan Menara Bhakti
Sebelum didirikan Universitas Mercu Buana, Probosutedjo mendirikan yayasan ini terlebih dahulu untuk menanungi universitas yang akan didirikannya.
Tahun 1984 Yayasan Menara Bhakti berhasil membangun sebuah kampus yang diberi nama Kampus Menara Bhakti.
Dketahui Yayasan Menara Bhakti bersama Universitas Mercu Buana sempat memberikan apresiasi kepada guru besar dan 17 doktor tahun akademik 2015/2016.
Apresiasi diberikan sebagai wujud penghormatan atas prestasi dan langkahmenstimuli kepada para doktor lain untuk berprestasi.
Saat pemberian apresiasi itu, Pengurus Harian Yayasan Menara Bhakti Drs H Soeharjo Soebardi mengatakan perhatian yayasan ini kepada insan pendidikan dan ilmuwan yang bekerja keras di bidangnya terus dikembangkan.
4. Universitas Mercu Buana
Pendirian universitas ini berawal dengan didirikannya Akademi Wiraswasta Dewantara (AWD) oleh pengusaha Probosutedjo pada 10 November 1981.
Pada tahun 1985, adanya kemampuan dan pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan Akademi Wiraswasta Dewantara, terdapat gagasan mendirikan lembaga pendidikan tingkat universitas.
Dengan Surat Keputusan Ketua Yayasan Menara Bhakti Nomor : 04/SKEP/KET/VI/1985 tanggal 12 Juni 1985, dibentuk Panitia Pendirian Universitas, dengan Ketua Dr. Sri-Edi Swasono dan dibantu oleh H. Abdul Madjid, Drs. Iman Santosa Sukardi (almarhum), Drs. M. Enoch Markum, Ir. Suharyadi, M.S, Soekarno dan Prijo S. Parwoto (almarhum).
Setelah melalui persiapan pendirian dan studi kelayakan, dengan Nomor : 010/KET/YMB/VI/85 tanggal 12 Juni 1985, Yayasan mengajukan permohonan izin mendirikan Universitas Mercu Buana (UMB) kepada Kopertis Wilayah III.
Hingga akhirnya pada 22 Oktober 1985, Universitas Mercu Buana resmi berdiri dengan tiga fakultas yakni Teknik, Pertanian dan Ekonomi.
Pertama kali berdiri, UMB memiliki 118 mahasiswa.
Namun kini usaha di bidang pendidikannya ini telah memiliki studi diploma tiga hingga pascasarjana di berbagai bidang.
Bahkan saat acara Dies Natalis ke-27 Universitas Mercu Buana menghadirkan mantan Perdana Menteri Malaysia 1981-2003, Mahathir Mohammad.
Dilansir Tribunnews.com, saat itu Probosutedjo memberikan pujian kepada Malaysia di depan Mahathir.
Malaysia merdeka jauh di belakang Indonesia Merdeka. Tapi kenyataannya Malaysia jauh perkembangan ekonominya lebih maju dari Indonesia. Karena kemauan pemimpin dan rakyatnya mau diatur dengan baik," ujar Probosutedjo dari atas podium, Jakarta, Kamis (8/11/2012).
Menurut Probosutedjo, hal berbeda terjadi pada Indonesia. Pemimpinnya yang mengatur pemerintahan dan rakyatnya, justru disibuki karena rakyatnya ikut-ikutan mengatur. Ia menampik jika ucapannya belaka untuk memuji Malaysia.
Adanya kehadiran Mahathir saat itu untuk memberikan stadium general "Membangun Kemakmuran dan Kejayaan Berbasis Budaya Lokal di ASEAN dan Peran Strategis di Dunia Internasional." (*)
