Korupsi E KTP
Perawat Ceritakan 5 Kejanggalan Saat Tangani Setya Novanto, Terungkap Soal Keanehan di Infusnya
Majelis hakim sempat menanyakan apa maksud perintah menempel infus yang disampaikan oleh terdakwa.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Begitu juga saat Indri membuka kancing baju dan melakukan perekaman jantung.
Namun, Indri tiba-tiba dikejutkan dengan kata-kata Novanto yang disampaikan dengan nada tinggi.
"Sebelum saya keluar kamar, pasien itu bilang, 'Kapan saya diperban?'. Saya kaget, langsung balik badan karena nada suaranya seperti itu. Dia agak membentak," kata Indri kepada majelis hakim.
Menurut Indri, saat itu dia tidak langsung menuruti permintan Novanto. Indri selanjutnya menanyakan kepada dokter Bimanesh Sutarjo mengenai permintaan pasien untuk memasang perban.
Sebab, menurut Indri, kebutuhan pemasangan perban atau tidak bergantung kepada perintah dokter. Menurut dia, tidak semua luka harus ditutup dengan perban. "Dokter bilang, 'Ya sudah, diperban saja, demi kenyamanan pasien'," kata Indri.
Baca: Nikahi Ibunya, Tak Disangka Ternyata Begini Perlakuan Dipo Latief pada Anak Bungsu Nikita Mirzani
3. Diminta Pura-Pura Pasang Infus
Menurut Indri, Bimanesh meminta agar infus terhadap Setya Novanto hanya ditempelkan saja.
"Dokter Bimanesh katakan pada saya supaya pasang infusnya ditempel saja. Saya enggak tahu, pokoknya ditempel saja," kata Indri kepada majelis hakim.
Majelis hakim sempat menanyakan apa maksud perintah menempel infus yang disampaikan oleh terdakwa.
Menurut Indri, ditempel berarti tidak menusukkan jarum ke tangan pasien atau hanya berpura-pura menggunakan infus.
"Ditempel ya berarti tidak ditusuk. Saya agak kaget, tapi saya berpikir, ah ya sudahlah, saya lanjut rekam jantung pasien saja," kata Indri.
4. Gemetar Lihat Berita

Kebingungan Indri semakin menjadi ketika melihat berita di televisi saat itu.
Bahkan ia merasa gelisah sampai tubuhnya gemetar.