Korupsi E KTP
Perawat Ceritakan 5 Kejanggalan Saat Tangani Setya Novanto, Terungkap Soal Keanehan di Infusnya
Majelis hakim sempat menanyakan apa maksud perintah menempel infus yang disampaikan oleh terdakwa.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Hari ini sidang dengan terdakwa Fredrich Yunadi soal kasus menghalangi penyelidikan KPK kembali digelar, Senin (2/4/2018).
Dalam kasus ini, dokter Bimanesh Sutarjo didakwa bersama-sama dengan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, melakukan rekayasa agar Setya Novanto dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Sidang kali ini menghadirkan saksi yakni perawat RS Medika Permata Hijau untuk diambil keterangannya.
Perawat bernama Indri Astuti membeberkan beberapa kejanggalan yang dialaminya selama menangani Setya Novanto saat di rumah sakit.
Bahkan, Indri pun menangis ketika menceritakan saat dirinya menangani Setya Novanto, yang menurutnya tidak sesuai.
Berikut 5 kejanggalan saat mengangi Setya Novanto usai mengalami kecelakaan karena menabrak tiang, yang dirangkum TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.
Baca: Baby Margaretha Menikah dengan Kekasih Bulenya, Netizen Soroti Bagian Perut dan Penasaran Usia Suami
1. Setya Novanto Minta Obat Merah
Dalam persidangan, Indri Astuti mengaku kebingungan saat pasien atas nama Setya Novanto meminta obat merah.
Selain memang obat tersebut tidak tersedia, Indri menilai tidak ada luka terbuka yang perlu diobati menggunakan obat merah.
"Pasiennya tiba-tiba bilang, dia minta obat merah. Saya makin bingung saja, saya bilang, obat merah sudah enggak ada, Pak, di rumah sakit," ujar Indri kepada majelis hakim.
Baca: Diceraikan Ariel Noah 10 Tahun Lalu Karena Orang Ketiga, Begini Penampilan Sarah Amelia Sekarang
2. Dibentak Setya Novanto Minta Perban
Menurut Indri, awalnya dia mencoba mengajak Setya Novanto untuk berkomunikasi.
Namun, Setya Novanto hanya memejamkan mata dan tidak merespons pertanyaan yang diajukan.
Begitu juga saat Indri membuka kancing baju dan melakukan perekaman jantung.
Namun, Indri tiba-tiba dikejutkan dengan kata-kata Novanto yang disampaikan dengan nada tinggi.
"Sebelum saya keluar kamar, pasien itu bilang, 'Kapan saya diperban?'. Saya kaget, langsung balik badan karena nada suaranya seperti itu. Dia agak membentak," kata Indri kepada majelis hakim.
Menurut Indri, saat itu dia tidak langsung menuruti permintan Novanto. Indri selanjutnya menanyakan kepada dokter Bimanesh Sutarjo mengenai permintaan pasien untuk memasang perban.
Sebab, menurut Indri, kebutuhan pemasangan perban atau tidak bergantung kepada perintah dokter. Menurut dia, tidak semua luka harus ditutup dengan perban. "Dokter bilang, 'Ya sudah, diperban saja, demi kenyamanan pasien'," kata Indri.
Baca: Nikahi Ibunya, Tak Disangka Ternyata Begini Perlakuan Dipo Latief pada Anak Bungsu Nikita Mirzani
3. Diminta Pura-Pura Pasang Infus
Menurut Indri, Bimanesh meminta agar infus terhadap Setya Novanto hanya ditempelkan saja.
"Dokter Bimanesh katakan pada saya supaya pasang infusnya ditempel saja. Saya enggak tahu, pokoknya ditempel saja," kata Indri kepada majelis hakim.
Majelis hakim sempat menanyakan apa maksud perintah menempel infus yang disampaikan oleh terdakwa.
Menurut Indri, ditempel berarti tidak menusukkan jarum ke tangan pasien atau hanya berpura-pura menggunakan infus.
"Ditempel ya berarti tidak ditusuk. Saya agak kaget, tapi saya berpikir, ah ya sudahlah, saya lanjut rekam jantung pasien saja," kata Indri.
4. Gemetar Lihat Berita

Kebingungan Indri semakin menjadi ketika melihat berita di televisi saat itu.
Bahkan ia merasa gelisah sampai tubuhnya gemetar.
Menurut Indri, sejak awal diberi tahu bahwa Setya Novanto akan dirawat di rumah sakit tersebut, dia sudah merasa khawatir.
Sebab, dari pemberitaan media massa, dia mengetahui bahwa Novanto sedang tersangkut kasus korupsi.
Bahkan, saat berada di ruang rawat inap VIP 323 yang digunakan Setya Novanto, televisi yang menampilkan siaran berita juga menayangkan berita seputar mantan Ketua DPR itu.
"Di kamar itu, TV menyala terus. Saya semakin takut dan gemetaran," kata Indri.
Tak hanya itu, ketakutan yang dirasakan Indri juga karena adanya kecurigaan terhadap diagnosis pasien.
Menurut Indri, awalnya dia diberi tahu bahwa Novanto akan diarawat dengan diagnosis menderita hipertensi dan vertigo.
Namun, tiba-tiba diagnosis berubah menjadi luka akibat kecelakaan. "Dari situ semakin saya bingung, di otak saya, saya sudah pikir, waduh ada apa ini?" Kata Indri.
Baca: Kepergok Bersama Pelakor di Mobil, Pria Ini Tega Tabrak Anak Perempuannya
5. Sampai Menangis
Indri Astuti tak kuat menahan tangis ketika mengungkapkan kejanggalan yang ia alami saat menangani Setya Novanto.
Indri menangis karena mengingat pernah bertindak tidak semestinya.
Suara Indri tiba-tiba mengecil sampai-sampai berhenti beberapa saat ketika menceritakan pengalamannya memasang perban di kepala Setya Novanto.
Ketua majelis hakim kemudian menanyakan hal yang membuatnya bersedih. "Yang saya lakukan bukan berdasarkan pengetahuan saya. Menurut saya, dia tidak perlu diperban. Saya tidak mau melakukannya," kata Indri kepada majelis hakim.