Pesta Seks 3 Pasutri Bertukar Pasangan Digerebek Polisi, Begini Cara Mereka Janjian
Mereka sebelumnya telah janjian melalui media sosial Twitter dan bersambung ke sebuah grup.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGR.COM - kasus penyimpangan seksual yang terungkap di Surabaya membuat geger banyak warga.
pasalnya, para pelakunya menjalani aktivitas bertukar pasangan suami istri sah, atau kerap disebut Swinger.
Ada 3 pasang suami istri yang digerebek anggota Unit III Asusila Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim.
Penggerebekan dilakukan di sebuah hotel di Lawang, Malang pada Minggu (15/4/2018).
Mereka sebelumnya telah janjian melalui media sosial Twitter dan bersambung ke sebuah grup.
Berikut 5 fakta soal penggerebekan pesta seks 'Swinger' di Malang, dikutip dari Surya.co.id.
Baca: 3 Tokoh Nasional Ini Santer Disebut Bakal Dampingi Jokowi Saat Pilpres 2019
1. Digerebek Saat Telanjang
Dikutip dari Surya.co.id, jang pesta seks melibatkan 3 pasangan suami istri yang dilakukan di hotel dibongkar Unit III Asusila Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim.
Para pasutri yang digerebek polisi, yakni THD (53), warga asal Keputih, Sukolilo Surabaya, RL (49), SS (47), WH (51), DS (29) dan AG (30).
THD merupakan tersangka dalam kasus ini, sedangkan lima orang lainnya korban.
Kasus asusila ini terungkap bermula dari informasi masyarakat soal adanya aktivitas sosial yang menyimpang, yakni pesta sek berbertukar pasangan atau swinger.
Polisi meringkus tiga pasangan pasutri di sebuah hotel di Lawang, Malang, Minggu (15/3/2018).
Baca: Dikunci Dikamar Apartemen Oleh Putrinya, Anita Tewas Melompat Dari Lantai 27
Petugas akhirnya mendobrak pintu kamar hotel yang disewa tiga pasutri.
Begitu pintu kamar terbuka, petugas mendapati tiga pasutri dalam keadaan telanjang berada di kamar hotel.
Mengetahui ada orang masuk, para pasutri itu pun terkejut. Mereka yang sedang pesta seks berusaha mengindar.
“Para pasutri ini lari dan bersembunyi ke kamar mandi,” tutur Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum, AKBP Yudhistira.
Setelah diminta mengenakan pakaian dan merapikan diri, petugas membawa mereka ke Mapolda Jatim, Minggu (15/4/2018) dini hari.
Baca: Kabur Dari Pesantren dan Sering Ditampar Ortu, 6 Fakta Remaja yang Diperkosa 4 Pria di Dekat Makam
2. Kronologi Janjian
THD yang ditetapkan sebagai tersangka ternyata yang mengatur pertemuan para swinger malam itu.
Awalnya THD membuat grup di WhatsApp dan dan mengatur pertemuan para anggota grup guna berkumpul di Kebun Raya Purwodadi, pasuruan, Sabtu (14/4/2018).
Namun hingga pukul 12.00 WIB, tak ada pasutri yang datang.
Selanjutnya, RL yang tak lain istri TRD menghubungi dan mampir ke rumah pasutri SS dan WH di Lawang, Malang.
Setelah berada di rumah SS dan WH, ada satu pasutri AG dan DS yang bergabung.
“Setelah makan malam, para pasutri ini menuju hotel di Lawang. Mereka menyewa satu kamar dan menggelar pesta seks tukar pasangan,” jelas Yudhistira.
3. Sudah Ada Sejak 2013
THD mengaku, dirinya sudah menjadi anggota komunitas sejak 2013 silam.
Ia juga yang membuat grup WA guna mewadahi komunitas supaya mudah berkomunikasi.
“Sudah sejak 2013 lalu, memang ada komunitasnya. Selain lewat WA, juga ada twitter khusus swinger,” kata THD di Mapolda Jatim, Senin (16/3/2018).
Baca: Ibu Guru Reli Dibunuh Lalu Jasadnya Digantung di Pohon Mangga, Ini 5 Faktanya
4. Harus Punya Buku Nikah
Tak sembarangan orang bisa gabung dalam komunitas tukar pasangan ini.
Sebab, setiap anggota wajib sudah memiliki buku nikah.
“Syarat anggota komunitas ini memiliki merupakan pasangan suami istri sah dan memiliki kartu nikah. Komunitas ini punya kontak pasutri swinger (tukar pasangan) di Twitter guna mencari teman atau anggota baru,” tutur Yudhistira di Mapolda Jatim, Senin (16/4/2018).
Baca: Wah ! Pencipta Lagu Kemenangan Indonesian Idol Ini Namanya Sama Dengan Finalis, Apa Itu Pertanda?
5. Baru 3 Kali Pesta Swinger
Di hadapan polisi dan wartawan, THD mengaku, baru tiga kali melakukan pertemuan dan menggelar pesta seks.
Semua dilakukan di hotel dan tempatnya pindah-pindah. Selain di Lawang, juga pernah melakukan pertemuan di hotel kawasan Tretes.
“Saat ketemuan tidak semua anggota grup ikut,” ucap THD.
Anggota komunitas ini, kata THD, berasal dari beberapa kota/kabupaten di Jatim. Ada yang berasal dari Surabaya, Malang, Sidoarjo, Tuban dan lainnya. Pertemuan dilakukan setelah ada kesepakatan.