Pengakuan Korban Selamat Miras Oplosan Maut, Akui Perutnya Sakit Seperti Ingin Meledak

Bagaimana tidak, kasus yang terdengar sepele ini nyatanya telah menelan korban jiwa sebanyak 112 orang.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
youtube
Kang Entis, korban selamat miras oplosan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Peristiwa miras oplosan yang merenggut ratusan jiwa sempat mebuat heboh publik.

Bahkan peristiwa yang cukup meresahkan itu sempat menjadi perhatian khusus pihak kepolisan Republik Indonesia.

Bagaimana tidak, kasus yang terdengar sepele ini nyatanya telah menelan korban jiwa sebanyak 112 orang.

Namun ternyata, ada sebuah keajaiban yang terjadi pada Kang Entis, pria asal Jawa Barat itu adalah salah satu penikmat miras oplosan.

Meski begitu, nasibnya masih lebih beruntung ketimbang puluhan rekannya yang harus meregang nyawa.

Entis menjabarkan sebenarnya ia telah mengonsumi miras oplosan tersebut sejak setahun yang lalu yakni tahun 2017.

Ia mengaku, miras oplosan yang biasa disebut sebagai ginseng itu ia konsumsi guna stamina.

"Digunakan buat stamina, pekerjaan saya kan mengangkut padi," ucap Entis dilansir dari tayangan Hitam Putih.

Baca: Fakta Semut Heroik, Ledakan Diri Untuk Lindungi Koloninya

Okky Lukman, selaku pembawa acara tayangan tersebut pun lantas bertanya kepada Entis perihal efek samping lain dari meminum ginseng tersebut.

Entis pun mengatakan bahwa dirinya bisa menjadi sosok yang sangat tempramental apalagi kepada sang istri.

Selain itu, Entis juga mengatakan dirinya biasa membeli miras oplosan tersebut seharga Rp 20 ribu per botol.

Mirisnya, Entis mengaku telah meminum barang haram tersebut setiap hari

"Harganya Rp 20 ribu, dapat satu botol, saya minum itu tiap hari," ujar Entis.

Mendengar jawaban tersebut, Deddy Corbuzier selaku pembawa acara tayangan tersebut pun bertanya perihal akibat yang Entis rasakan.

Dirinya mengatakan, meski Entis telah meminum miras oplosan tersebut selama setahun, namun dirinya tiba-tiba saja merasakan kesakitan yang amat sangat.

Hal itu dicurigai Entis adalah karena baru-baru ini, Miras yang ia tenggak memiliki warna berbeda dengan miras satu tahun yang lalu.

"Sakit perut, perut kayak mau pecah, mual, pusing, dada merah-merah muka juga kena," ungkap Entis seraya menunjuk bagian perutnya.

Entis kemudian menceritakan kebersyukurannya karena dirinya berhasil selamat dari peristiwa tersebut.

Padahal Entis sempat mengaku heran, mengapa dirinya selamat sedangkan puluhan orang meninggal dunia.

"Pas hari kamis, jumat , sabtu, ada yang meninggal, udah saya heran kok saya nggak apa-apa, orang lain pada meninggal"

Baca: Komentari Soal Konglomerat Nasionalis, Ratna Sarumpaet : Kalau Tionghoa Nasionalis Banyak !

Terlepas dari kasus tersebut, kini Entis mengaku kapok dan tak ingin menenggak barang haram itu lagi.

Hal itu lantaran dirinya tiba-tiba saja merasa taku tmati saat menyaksikan banyaknya korban miras oplosan maut tersebut.

"Akhirnya saya diperiksa sama dokter, dan bersyukur masih hidup. Tapi pas hari senin, saya merasa takut sekali mati, saya kapok dan tidak mau mencoba lagi," ucap Entis berkaca-kaca.

Korban tewas akibat miras oplosan sebanyak 112 orang

Wakil Kepala Polisi RI Komjen Syafrudin menyebut korban meninggal minuman keras (miras) oplosan secara nasional ada sekitar 112 orang.

Hal tersebut terungkap dalam rilis penangkapan SS yang dilaksanakan di tempat produksi miras oplosan yang juga kediaman SS di Jalan By Pass, RT 03/08 Cicalengka Wetan, Kabupaten Bandung, Kamis (19/4/2018).

Baca: Disebut Kere, Kris Hatta Malah Pamer Mobil Baru, Billy Syahputra Jual Mobil ke Mantan, Lho ?

"Karena ini (miras), anak kita sudah banyak korban (meninggal), 112 orang di seluruh Indonesia," kata Syafruddin, Kamis (20/4/2018).

Dari ratusan korban miras tersebut, korban jiwa terbanyak berada di wilayah Jabar, sementara korban lainnya tersebar di seluruh Indonesia seperti di DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan daerah lainnya.

Seperti diketahui ada 62 orang total korban meninggal akibat miras di Jabar, yang terdiri dari 45 orang meninggal di Cicalengka, Kabupaten Bandung; 7 orang di Kota Bandung; 7 orang di Kabupaten Sukabumi; 2 orang di Kabupaten Cianjur, dan 1 orang meninggal di Kabupaten Ciamis.

"Yang terbanyak (korban meninggal dunia) di Jabar," jelasnya.

"Saya konsisten nyatakan ini tak hanya di Jabar, DKI, dan Kalimantan Selatan tapi juga terjadi di daerah lainnya," imbuhnya.

Orang Karena itu, sebelum memasuki Bulan Ramadhan, pihaknya menginstruksikan seluruh jajaran kepolisian di seluruh Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan operasi razia besar-besaran.

Pasalnya dalam satu bulan ini, persoalan miras tidak hanya memakan korban, tetapi juga menjadi perhatian publik.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan antar-departemen, Kementerian dan lembaga untuk bahu membahu menangani masalah miras oplosan ini dengan serius.

"Karena untuk menyelesaikan dan menghentikan pasti tidak bisa hanya dilakukan oleh Polri karena ini menyangkut masalah-masalah regulasi dan masalah perizinan dan sebagainya," jelasnya.

Karenanya, Polri mengajak pemerintah daerah untuk bekerja sama menghentikan peredaran miras ini. "Masalah ini jangan berlarut-larut," jelasnya.

Baca: Didoakan Netter Soal Akhirat, Rocky Gerung : Semoga Hadiahnya Bukan Sepeda

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved