Menyingkap Fakta Pola Teroris Bom Dulu dan Sekarang, Ideologi Berbeda Hingga Serang Polisi, Kenapa ?
Namun pernahkah anda berpikir mengenai perbedaan aksi teror bom yang terjadi di awal tahun 2000-an dengan sekarang ?
Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Mengapa bisa berbeda?
Hal ini bisa dijelaskan berdasarkan fakta bahwa pelaku2nya memang berasal dr organisasi atau ideologi yg berbeda.
Dulu, para teroris merupakan bagian dari jaringan JI (Jamaah Islamiyah). Sekarang, para teroris merupakan anggota JAD (Jamaah Anshar Daulah)
JI memiliki jaringan yg sama dg Alqaidah sedangkan JAD merupakan anak cabang ISIS. kedua organisasi ini memiliki pebedaan yg sangat mendasar dalam tujuan maupun cara mewujudkan tujuan tersebut. Di timur tengah sana, Alqaidah dan ISIS saling bertempur satu sama lain
Alqaidah memiliki tujuan untuk menghancurkan dominasi Amerika yg menurut mereka sedang menjajah negeri2 muslim. Sehingga sasaran mereka lebih ditujukan kepada representasi dari Amerika dan sekutunya itu sendiri. Hal ini dpt kita lihat dr kasus bom Bali, Kedubes Aussie, & mariot
ISIS memiliki tujuan untuk mendirikan daulah (negara) dan mereka percaya bahwa satu2nya daulah yg sah di mata Allah adalah daulah mereka. Oleh karena itu, siapapun yg menolak sumpah setia kpd khalifahnya, dihukumi kafir dan sah untuk dibunuh
Karena menganggap sebagai satu2nya negara yg sah, NKRI pun dianggap sebagai penyimpangan dan harus dilenyapkan. Untuk itu, maka aparat keamanan harus dihabisi terlebih dahulu sebelum menggabungkan NKRI dlm wilayah ISIS. Hal tsbt jg berlaku untuk negara2 mayoritas muslim yg lain
Meskipun seringkali memakan korban sipil yg muslim, Alqaidah tidak pernah (secara teori) memiliki niat untuk menyasar umat muslim. Konon Amrozi cs (para pelaku bom bali 1) berpuasa selama 2 bulan berturut2 setelah mereka mengetahui bahwa ada korban muslim dlm aksi mereka
Tentu puasa 2 bulan tsbt tidak bisa membenarkan aksi mereka. Namun, dari sini kita bisa melihat perbedaan tajam antara Alqaidah dan ISIS dalam memandang sasarannya. ISIS tidak akan pernah bepuasa untuk korbannya. Karena bagi mereka "yang lain" adalah "yang sah" untuk dibunuh
Sedangkan untuk perkara bom, para anggota JI memiliki pengetahuan yg lebih memadai tentang bagaimana cara merakit/membuat bom secara lebih canggih dan lebih berbahaya. Mereka mempelajari itu semua dari camp2 yg pernah mereka datangi di Afghanistan
Tahun 80an, banyak org2 Indonesia pergi ke Afghanistan untuk berjihad melawan Soviet. Sebagai salah satu negara adidaya waktu itu, berperang melawan Soviet bukan hal yg mudah. Sangat berdarah2 dan menghabiskan biaya yg tidak sedikit
Namun hal itu justru memberikan pengalaman berharga yg membuat mereka menjadi kombatan yg tangguh dan tidak takut mati. Pengalaman berharga juga didapat dari pelatihan2 bom yg mereka jalani selama berada di sana
Orang2 indonesia ini mendapatkan pelatihan perakitan bom dr instruktur2 yg kompeten yg mewarisi ilmu perakitan bom dari para prajurit Soviet yg ditawan dan CIA (kita tahu di masa itu bahwa Soviet adalah musuh besar Amerika)
Ketika mereka pulang ke tanah air, sebagian membentuk kelompok bernama JI dan melakukan aksi teror di Indonesia. Berbekal ilmu & pengalaman dr afghan sana, mereka mampu menyerang sasaran dg bom canggih yg memakan bnyak korban jiwa. Sesuatu hal yg blum dimiliki oleh JAD
Saya pernah berbincang dg para mantan anggota JI, baik yg masih ditahan maupun sudah bebas. Bahwa mereka sering mendapatkan pesan dari anggota JAD yg bernada bujukan maupun ancaman untuk membagikan ilmu perakitan bomnya kepada anggota JAD. Tentu saja mereka menolak
Dan semoga mereka tetap menolaknya karena bisa dibayangkan betapa dahsyat kerusakan yg ditimbulkan jika org2 JAD mewarisi ilmu dari JI ini. Kini JI sendri sudah bubar dan banyak dr anggotanya yg bertobat dan ikrar sumpah setia kepada NKRI

Baca: Bikin Ngeri! Beredar Foto-foto Terduga Teroris yang Serang Mapolda Riau