Fakta Bom 'Mother of Satan' Sulit Dideteksi, Butuh 4 Jam Pemusnahan, Pernah Hancurkan WTC Amerika

Ada sebanyak 74 bom yang disita dari para pelaku teror di Surabaya yang diledakkan.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Kolase TribunBogor
bom gereja Surabaya dan WTC Amerika 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - 'Mother of Satan' merupakan bom yang digunakan para teroris meledakkan gereja, rusun Sidoarjo dan Mapolrestabes Surabaya

Bom tersebut dikenal sebagai bom khas ISIS.

Bom ini juga kerap digunakan ISIS untuk melakukan teror selama beberapa tahun belakangan ini.

Dalam penangkapan para teroris di Jawa Timur, petugas telah menyita puluhan bom dari tangan para pelaku.

Baca: Ibunya Jadi Korban Bom Gereja Surabaya, Kurnianto: Kami Sudah Memaafkan Pelaku . . .

Bom tersebut didapatkan dari rumah para pelaku yang melakukan aksi teror.

Seperti apa penampakan bom tersebut?

Berikut ini fotonya.

FOTO
FOTO ()

Foto bom 'Mother of Satan

F
Bom pipa The Mother of Satan yang disita dari para terduga teroris di Surabaya yang diledakkan tim Jibom Brimob Polda Jatim, Rabu (16/5/2018)

Bom 'Mother of Satan' diledakkan oleh petugas

Semua bom 'Mother of Satan' yang disita petugas telah diledakkan.

Ada sebanyak 74 bom yang disita dari para pelaku teror di Surabaya yang diledakkan.

Rinciannya, 31 buah bom pipa (16 bom pipa terangkai dan 15 belum terangkai) dan 43 bom cangkir yang sudah terangkai.

Selain itu, sejumlah barang bukti lain seperti bahan peledak juga telah dimusnahkan.

"Barang bukti lain yang ikut didisposal (diledakkan), ada 2 kilogram bahan peledak yang sudah jadi, 5 kilogram belerang dan 5 kilogram corcoal," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Rabu.

74 bom tersebut 54 buah di antaranya disita dari rumah pelaku teroris Tri Murtiono.

Bom tersebut juga telah diledakkan oleh Brimob Polda Jatim, Rabu (16/5/2018).

Baca: Temuan Mengejutkan Ditubuh Terduga Teroris yang Serang Mapolda Riau, Tubuhnya Terpasang Kabel

Baca: Terpopuler - Foto Wajah Terduga Teroris yang Serang Mapolda Riau Hingga Tubuh Tergeletak

Butuh 4 jam untuk memusnahkan

Menurut Barung, proses peledakan bom itu bejalan lancar selama lebih empat jam, mulai pukul 13.00 WIB hingga 17.19 WIB.

Peledakan dilakukan oleh tim Jibom Brimob Polda Jatim.

"Semua barang bukti bom teroris terdisposal secara sempurna," tegasnya.

Baca: Telah Dioperasi, Begini Kondisi Kompol Farid Usai Dibacok Pedang Terduga Teroris di Mapolda Riau

Fakta tentang 'Mother of Satan'

Terkait jenis bom yang digunakan, The Mother of Satan ini merupakan jenis bom yang sering digunakan para teroris.

Bisa dibilang, bom bernama ilmiah TATP atau triacetone triperoxide ini memang menjadi bom favorit para teroris.

Tito menyebut kalau jenis bom ini sering digunakan oleh anggota ISIS di Suriah.

Di Indonesia, bom ini pernah digunakan saat teror bom di toilet mall Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan pada Oktober 2015 silam.

TATP adalah salah satu bom yang sulit dibuat dan sangat mematikan. Kendati demikian, bahan-bahannya mudah dicari.

Baca: Tunggu Revisi Undang-undang Anti Terorisme, Koopsusgab TNI Bakal Kembali Diaktifkan

Dikutip dari Wikipedia TATP ditemukan pada 1895 oleh seorang ilmuan Jerman, Richard Wolffenstein.

Kekuatannya dalam jumlah yang sama lebih besar daripada TNT. Namun, berbeda dengan TNT, TATP sangat sensitif dan tidak memerlukan detonator untuk meledakkannya.

Karena faktor sensitif dan ketidakstabilan itulah, TATP tidak pernah dipakai militer atau pemakaian komersial lainnya.

Kerusakan dari TATP dalam jumlah besar bisa lebih merusak dibanding TNT dalam jumlah TATP yang sama.

Bom jenis ini lebih mudah dibuat, dan susah untuk dideteksi.

Baca: Kolak Buatan Ibunya Jadi Menu Wajib Syahrini Saat Berbuka

Inilah mengapa TATP disebut sebagai Ibunya Setan alias 'Mother of Satan.'

Para teroris di Timur Tengah juga menggunakan bom jenis ini karena bahan-bahan yang diperoleh mudah.

Hanya memerlukan ahli kimia untuk bisa meramu hingga menjadi ledakan yang mematikan.

Pada 1994 ledakan bom mobil terjadi di depan Kedutaan Besar Israel, London, 12 orang terluka dan 2 mahasiswa Palestina di Inggris ditangkap atas tuduhan 'konspirasi yang menyebabkan ledakan'.

Setelah serangan teroris mematikan yang menghancurkan menara kembar WTC, New York City pada 9 September 2001, ada 2 tindakan teroris menggunakan TATP yang paling membekas di ingatan.

Serangan teroris di Barcelona dan ledakan bom di Manchester 2017 diduga juga disebabkan oleh ledakan Mother of Satan.

Baca: Ini Amalan Doa yang Bisa Dibaca 10 Hari Pertama di Bulan Ramadan

Tiga bom beruntun di Jawa Timur

Diketahui sebelumnya, rentetan aksi peledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo telah menelan banyak korban dan membawa duka bagi banyak orang.

Mirisnya, deretan aksi tersebut dilakukan oleh sekelompok anggota keluarga.

Kejadian pertama yang disoroti adalah peledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018).

Aksi ini dilakukan Dita Supriyanto bersama istri dan empat orang anaknya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan Dita berbagi tugas bunuh diri pada seluruh anggota keluarganya.

Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dengan mengendarai mobil Avanza, menabrakkannya ke gedung gereja, dan meledakkan diri.

Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati serta dua anak perempuannya datang ke Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan meledakkan diri menggunakan bom di pinggang.

Sementara dua anak laki-laki Dita menerobos area Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, menggunakan sepeda motor dan meledakkan diri gunakan bom yang dipangku.

Baca: Halau Pelaku Bom, Bocah Kelas 2 SMP Ini Jadi Juru Parkir di Gereja Gantikan Mendiang Kakeknya

Bom Sidoarjo

Hal serupa juga terjadi pada pemilik bom yang meledak di Rusun Wonocolo Sidoarjo, pada Minggu malam.

Bom ini didalangi Anton dan keluarganya.

"Di Rusun Wonocolo juga adalah satu keluarga. Tiga tewas yang terdiri suami, istri, dan anak. Tapi ada saksi kunci karena ada anaknya yang hidup," ungkap Tito.

Tiga anak Anton berhasil selamat dan kini menjadi saksi.

Kapolda Jatim Irjen pol Mahfud Arifin memastikan, sosok yang tewas akibat ledakan di Wonocolo merupakan pelaku peledakan.

"Mereka itu pelaku, bukan korban," jawab Kapolda di lokasi ledakan, Senin (14/5/2018) dinihari.

Baca: Tunggu Revisi Undang-undang Anti Terorisme, Koopsusgab TNI Bakal Kembali Diaktifkan

Bom di Mapolrestabes Surabaya

Terbaru adalah satu keluarga pelaku aksi bom bunuh diri Mapolrestabes Surabaya, Jalan Sikatan No 1 Surabaya pada Senin (14/5/2018).

Bom bunuh diri itu dilakukan oleh satu keluarga yang menggunakan dua sepeda motor yakni Honda Beat L 6629 NN dan Honda Supra L 3559 D.

"Kita sudah identifikasi kejadian pagi tadi, pukul 09.04 WIB di depan Polrestabes adalah bom bunuh diri pakai motor dan bahan peledak," jelas Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018).

Keluarga tersebut beranggotakan lima orang, empat di antaranya tewas di tempat dan satu anak kecil kelahiran 2010 hidup dan kini dalam kondisi luka.

"Mereka satu keluarga lagi dengan satu kartu keluarga yang sama. 4 orang meninggal dan yang anak kecil selamat, dirawat di RS Bhayangkara," imbuhnya.

Baca: Halau Pelaku Bom, Bocah Kelas 2 SMP Ini Jadi Juru Parkir di Gereja Gantikan Mendiang Kakeknya

Tito menjelaskan pelaku merupakan warga Krukah, Surabaya dan merupakan teman dekat dari pelaku pengebom tiga gereja.

"Jadi korban ada 4 dalam satu kartu keluarga. Identitas sudah kita temukan, biodata TM, alamat di Krukah dan masih ada pengembangan lain," jelasnya.

Seorang anak perempuan berinisial Ais yang dibonceng di motor bagian depan terlempar dan tidak ikut tewas.

Bocah yang bangkit usai sempat pingsan ini tampak kebingungan mengetahui banyak mayat berserakan.

Petugas polisi yang ada di depan langsung mengamankan bocah itu dari lokasi kejadian.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan, bocah anak bomber yang selamat sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Sementara empat pelaku bom bunuh diri ini semuanya tewas.

"Yang jelas kelompok ini sama dengan Dita. Mereka menguasai sel ini karena pimpinan mereka ditangkap," tutup Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved