20 Tahun Reformasi

Cerita Soeharto Digebuk Kepalanya Oleh Demonstran, Sri Bintang Pamungkas Sampai Kena Imbasnya

Tak hanya insiden yang 'tersohor' itu, insiden lainnya yakni massa mengguncang-guncangkan bus yang berisi rombongan menteri.

Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
net
Soeharto 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Rasanya tak ada aksi demonstrasi terhadap Presiden Indonesia yang ekstrim, selain yang pernah dialami Soeharto.

Bahkan diceritakan Soeharto sampai geram bukan kepalang akibat insiden itu.

Namanya Insiden Dresden.

Dresden adalah sebuah kota di Jerman, lokasi dimana Soeharto didemo oleh ratusan massa pada 5 April 1995.

Dirangkum TribunnewsBogor.com dari berbagai sumber, kala itu Soeharto beserta rombongan tengah melakukan kunjungan ke Jerman dalam rangka mempererat hubungan antar kedua negara.

Soeharto yang datang bersama sang istri, Tin Soeharto dan menteri-menterinya, seperti BJ Habiibe dan Ali Alatas dijadwalkan mengunjungi Museum Zwinger.

Baca: Ibunda Pangeran Harry, Putri Diana Hadir di Pernikahan Anak Bungsunya, Berikut 5 Buktinya!

Kedatangan rombongan ke sana dalam rangka Menyaksikan pameran lukisan Raden Shaleh, maestro pelukis asal tanah air yang tersohor di Eropa.

Saat tibadi kawasan museum, rupanya Soeharto dan rombongan disambut oleh ratusan demonstran.

Massa datang dari aktivis Kemerdekaan Timor Timur, dan mayoritas anak muda warga negara Jerman.

Demonstran memperlakukan rombongan Suharto, dalam keterangan beberapa saksi mata yang diceritakan ulang kepada aktivis pro-demokrasi Indonesia lainnya, “persis seperti kami di kampung mengusir ayam."

Mereka membawa spanduk protes soal Timor Timur dan membawa panci seraya dipukul-pukul untuk membuat suasana riuh.

Suasana semakin tegang ketika massa mulai memaksa mendekati Soeharto dan rombongan, tepatnya di depan pintu masuk museum.

demonstran yang menghadan Soeharto dan rombongan di Dresden, Jerman
demonstran yang menghadan Soeharto dan rombongan di Dresden, Jerman (Net)

Baca: Hari Ulang Tahun Antar Mendiang Istri ke Peristirahatan Terakhir, Begini Potret Sendu Rasyid Rajasa

Seorang anak muda, Luciano ‘Romano’ Valentim Conceixao kala itu melakukan aksi terhadap Soeharto, yang membuat geger orang-orang Indonesia.

Di tengah kerumunan dan pengawalan ketat Paspampres, Aktivis Timor Timur itu berhasil mendekati Soeharto yang hanya berjarak tak kurang dari dua meter.

Dengan menggunakan gulungna koran, Luciano menggebuk kepala belakang Soeharto.

Usai insiden, Soeharto beserta rombongna langsung masuk ke dalam museum.

Tak hanya insiden yang 'tersohor' itu, insiden lainnya yakni massa mengguncang-guncangkan bus yang berisi rombongan menteri.

Di dalamnya ada Menteri Luar Negeri Ali Alatas.

Baca: Wanita Banyumas Tewas Diserang King Kobra, Panji Petualang Bagikan Tips Agar Ular Tak Masuk Rumah

Di momen tersebut, salah satu demonstran memfoto Ali Alatas sedang mengacungkan jari tengah.

Dua insiden itu pun dengan cepat menyebar ke kuping warga Indonesia dan menjadi perbincangan hebat.

Soeharto pun pulang ke tanah air pada 13 April 1995.

Sri Bintang Pamungkas Kena Imbas

Soeharto menduga ada dalang dibalik insiden Dresden itu, dan tak segan untuk 'menggebuk' lawan politiknya.

Sri Bintang Pamungkas, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kala itu menjadi satu yang kena imbasnya.

Hal itu didasari karena kehadiran Sri Bintang Pamungkas di Jerman bertepatan dengan lawatan rombongan Soeharto.

Selama di Jerman, Sri Bintang Pamungkas mengisi kuliah umum di kampus-kampus di Jerman.

Baca: 4 Hal yang Dialami Menantu Hatta Rajasa Sebelum Meninggal, Ini foto-Foto Saat Sudah Dikafani

Sri Bintang diamankan polisi beberapa menit sesudah menginjakkan kaki di Bandara Soekarno-Hatta.

"Soeharto mengira saya akan mengkudeta," kata Sri Bintang dikutip dari CNN Indonesia.

Sri Bintang berkeras dirinya bukanlah otak penggerak masa di kota sebelah timur Jerman tersebut.

Ia yang kala itu tengah mengisi ceramah tentang ekonomi di Jerman, tengah berhijrah dari satu kota menuju kota yang lain.

Sri Bintang akhirnya diadili dengan tuduhan makar dan didakwa menghina presiden.

Ia pun akhirnya divonis 2 tahun dan 10 bulan penjara.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved