VIDEO Letusan Freatik Gunung Merapi dari Atas Pesawat, Timbulkan Asap Setinggi 6000 Meter

Dilansir dari akun Instagram @dtimor, akun tersebut membagikan video saat erupsi gunung Merapi pada pukul 11.00 WIB.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
instagram/@dtimor
letusan freatik Gunung Merapi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Letusan freatik kembali terjadi pada Gunung Merapi sejak Kamis (24/5/2018) dini hari.

Dilansir dari Kompas tv, letusan kali ini sampai menimbulkan kolom asap setinggi 6000 meter.

Letusan tersebut juga menyebabkan hujan abu di lereng barat Merapi, kabupaten Magelang.

Berdasarkan data BPPTKG Yogyakarta, letusan freatik ini adalah yang terbesar.

Meski tak terpantau pada dini hari tadi, rupanya letusan tinggi tersebut sempat terekam oleh salah seorang netter.

Dilansir dari akun Instagram @dtimor, akun tersebut membagikan video saat erupsi gunung Merapi pada pukul 11.00 WIB.

Diambil dari ketinggian 31.000 kaki, dalam video tersebut terlihat jelas kumpulan asap yang menjulang hingga melebihi awan di sekitarnya.

Erupsi dini hari yang dideskripsikan memiliki tinggi hingga ribuan meter itu pun masih tampak jelas dari pengamat.

Pengamat yang membagikan melalui akun tersebut pun mengaku mengambil video rekaman tersebut dari atas kota Semarang.

Unggahan berupa video itu pun dilengkapi dengan caption.

"Erupsi Gunung Merapi pukul 11 siang ini,

terekam dari atas kota Semarang,

saat terbang di ketinggian 31.000 kaki.

Mt. Merapi erupted at 11 AM LT this morning,

video taken above Semarang city

during flight at 31.000feet," tulisnya.

Berikut adalah video lengkapnya.


Penyebab seringnya letusan freatik Merapi

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jateng dan DIY dalam beberapa hari terakhir mengalami 7 kali letusan freatik.

Hal ini dikarenakan tipisnya sumbat magma.

Apakah Gunung Merapi mengalami perubahan perilaku? 
Kepala Seksi Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan, Gunung Merapi tidak mengalami perubahan perilaku.

Meski demikian, dia mengakui ada perbedaan letusan tahun 2006 dan 2010.

Erupsi magmatik 2006-2010 begitu saja ditandai aktivitas sesmik dan deformasi tanpa didahului freatik Namun jika ditarik ke beberapa abad lalu, ada pascaletusan tahun 1872 dan 1930.

Kala itu pascaletusan magmatik terjadi beberapa kali letusan freatik.

"Seperti ini sudah terjadi beberapa waktu lalu yang mirip perilaku ini ada perilaku pasca letusan 1872 dan 1930," kata Agus di Kantor BPPTKG Yogyakarta, Rabu (23/5/2018) malam.

Dia menjelaskan, terjadinya perbedaan ini karena beberapa alasan diantaranya tidak ada sumbatan untuk melepaskan gas.

"Yang sekarang ini berbeda kemungkinan karena morfologi yang dihasilkan pasca letusan 1872, 1930 dan 2010 sama-sama membentuk kawah yang dalam sehingga sumbat dari magma (saat ini) tidak setebal 2006 (dan)2010 dengan sumbat lava yang lemah sehingga pelepasan gas secara mudah sehingga terjadi letusan freatik," tuturnya.

Adapun pascaletusan magmatik tahun 2006 Gunung Merapi memiliki kubah kawah yang runcing.

Sementara pascaletusan magmatik 2010 bentuk kubah kawah berubah tidak berbentuk runcing. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved